Tragedi Jagir: Tim SAR Temukan Jenazah Pria Tenggilis yang Melompat dari Pintu Air, Operasi Pencarian Dihentikan

Surabaya, Jawa Timur – Sebuah operasi pencarian yang intens dan mendalam akhirnya mencapai titik terang dengan ditemukannya jenazah seorang pria yang dilaporkan melompat dari pintu air Jagir Wonokromo, Surabaya. Insiden tragis ini terjadi pada Selasa (9/9/2025) petang, memicu respons cepat dari Tim SAR Gabungan yang mengerahkan segala sumber daya untuk menemukan korban. Penemuan jenazah ini mengakhiri masa penantian cemas keluarga dan menandai dihentikannya seluruh kegiatan pencarian.
Kejadian bermula ketika laporan masuk ke pihak berwenang mengenai seorang pria yang terlihat melompat ke Sungai Jagir dari area pintu air. Laporan tersebut, yang diterima pada Selasa sore, segera memicu aktivasi protokol pencarian dan penyelamatan. Sungai Jagir, dengan arusnya yang seringkali kuat dan kedalamannya yang bervariasi, dikenal sebagai lokasi yang menantang untuk operasi SAR. Area pintu air itu sendiri merupakan infrastruktur vital yang mengatur aliran air di Surabaya, namun juga menyimpan potensi bahaya bagi siapa pun yang berada di dekatnya tanpa pengawasan atau tujuan yang jelas.
Menanggapi laporan tersebut, Tim SAR Gabungan segera dibentuk, terdiri dari berbagai elemen penting yang memiliki keahlian dan peralatan khusus. Basarnas Surabaya, sebagai koordinator utama, memimpin operasi ini dengan dukungan penuh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Polsek dan Koramil Wonokromo, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Palang Merah Indonesia (PMI), serta sejumlah komunitas relawan yang berdedikasi. Mereka semua berkumpul di lokasi kejadian, siap menghadapi tantangan cuaca dan kondisi sungai yang tak menentu.
Pencarian dimulai dengan cepat, meskipun tantangan langsung muncul berupa senja yang mulai menyelimuti area. Penerangan terbatas menjadi kendala utama, namun semangat tim SAR tidak surut. Mereka menyisir area di sekitar pintu air dan bergerak menyusuri aliran sungai ke arah hilir. Dua perahu karet dikerahkan untuk menyisir permukaan air, sementara tim darat berjalan menyusuri tepian sungai, memeriksa setiap sudut dan celah yang mungkin menjadi tempat tersangkutnya korban. Kondisi sungai yang bervariasi, dengan beberapa bagian dipenuhi sampah dan vegetasi air, menambah kompleksitas pencarian. Setiap anggota tim bekerja dengan sigap, mata mereka menelusuri setiap riak air dan benda mencurigakan yang mengapung.
Setelah beberapa jam pencarian yang tidak kenal lelah, harapan mulai muncul. Sekitar pukul 17.35 WIB, salah satu tim di lapangan berhasil menemukan sesosok jenazah mengapung di permukaan sungai. Lokasi penemuan diperkirakan sekitar 140 meter dari titik awal korban melompat. Penemuan ini segera dikomunikasikan ke posko utama, memicu respons cepat dari seluruh tim.
Komandan Tim Basarnas Surabaya, Andi Pamudji, yang memimpin operasi di lapangan, segera menginstruksikan tim evakuasi untuk bergerak. "Tim SAR Gabungan segera merapatkan dua perahu karet untuk mengevakuasi jenazah korban yang ditemukan mengapung dan mulai terbawa arus sungai," jelas Andi Pamudji, Selasa (9/9/2025). Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan, memastikan jenazah dapat diangkat dari air dengan aman dan hormat. Mengingat kondisi arus sungai dan posisi jenazah, penggunaan perahu karet menjadi krusial untuk mendekat dan mengangkat korban tanpa risiko tambahan.
Setelah berhasil dievakuasi ke daratan, jenazah tersebut segera dibawa ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada saat itu, identitas korban masih belum diketahui. Di rumah sakit, tim Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) dari kepolisian segera melakukan pemeriksaan forensik. Proses identifikasi ini meliputi pengambilan sidik jari, pemeriksaan ciri-ciri fisik, dan pencatatan detail lainnya yang mungkin membantu dalam pengungkapan identitas. Prosedur ini adalah langkah standar dalam kasus penemuan jenazah tanpa identitas, bertujuan untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban.
Berita mengenai penemuan jenazah dengan cepat menyebar, dan tak lama kemudian, pihak keluarga mendatangi posko pencarian dengan harapan sekaligus kecemasan yang mendalam. Mereka datang untuk mencari tahu apakah jenazah yang ditemukan adalah anggota keluarga mereka yang hilang. Di tengah suasana duka dan ketegangan, identitas korban akhirnya terkonfirmasi. Berdasarkan pengakuan keluarga dan hasil pemeriksaan awal, korban diketahui bernama Agus Susanto, seorang pria berusia 59 tahun yang merupakan warga Tenggilis Surabaya.
Proses konfirmasi identitas diperkuat oleh bukti visual. Andi Pamudji menambahkan, anak dan menantu korban telah melihat foto dan video yang berasal dari rekaman CCTV Perum Jasa Tirta I di Pintu Air Jagir. Rekaman tersebut memperlihatkan sosok yang melompat ke sungai. Setelah melihat rekaman tersebut, mereka mengonfirmasi dengan keyakinan bahwa sosok dalam rekaman tersebut adalah ayah mereka, Agus Susanto. "Anak dan menantu korban telah melihat foto maupun video dari CCTV Perum Jasa Tirta I di Pintu Air Jagir dan mengkonfirmasi identitas korban sebagai ayahnya bernama Agus Susanto warga Tenggilis Surabaya yang berusia 59 tahun," lanjut Andi. Konfirmasi melalui rekaman CCTV ini sangat penting karena memberikan bukti tak terbantahkan dan mengakhiri segala keraguan mengenai identitas korban.
Penemuan jenazah dan konfirmasi identitas ini, meskipun membawa duka mendalam bagi keluarga, juga memberikan kelegaan karena ketidakpastian telah berakhir. Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian yang telah berlangsung selama beberapa jam resmi dihentikan. Seluruh unsur Tim SAR Gabungan yang terlibat, termasuk Basarnas, BPBD, Polsek dan Koramil Wonokromo, DPKP, PMI, dan berbagai komunitas relawan lainnya, telah menyelesaikan tugas mereka dan kembali ke satuan masing-masing. Mereka patut diapresiasi atas kerja keras, dedikasi, dan koordinasi yang efektif dalam menjalankan misi pencarian dan evakuasi ini.
Insiden ini sekali lagi mengingatkan kita akan potensi bahaya yang tersembunyi di sekitar area perairan, terutama di lokasi dengan arus kuat seperti pintu air. Sungai Jagir Wonokromo, meskipun merupakan bagian integral dari lanskap Surabaya, juga menuntut kewaspadaan tinggi. Pintu air Jagir sendiri adalah bagian penting dari sistem pengendalian air di Surabaya, di bawah pengelolaan Perum Jasa Tirta I, yang berfungsi untuk mengatur debit air dan mencegah banjir, sekaligus mengalirkan air untuk berbagai keperluan. Tragedi ini menjadi pengingat pahit tentang kerapuhan hidup dan pentingnya menjaga keselamatan di sekitar infrastruktur air.
Keluarga korban, Agus Susanto, kini dapat memulai proses pemakaman dan berduka atas kepergian beliau. Dukungan dari komunitas dan pemerintah daerah diharapkan dapat meringankan beban yang mereka pikul. Sementara itu, Tim SAR Gabungan telah menunjukkan profesionalisme dan respons cepat mereka, memastikan bahwa setiap laporan mengenai insiden di perairan ditangani dengan serius dan seefektif mungkin. Kejadian ini, meskipun berakhir tragis, menjadi bukti nyata dari semangat gotong royong dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat di Surabaya.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id