Nasional

Transformasi Digital dan Pesona Lokal: Perumda Pasar Joyoboyo Kediri Gagas ‘Pasar Ngangeni’ Melalui Bimtek Media Sosial

Pemerintah Kota Kediri melalui Perumda Pasar Joyoboyo, dengan dukungan penuh dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri, tengah mengukuhkan komitmennya dalam mewujudkan visi "pasar ngangeni" di seluruh penjuru kota. Inisiatif strategis ini diwujudkan melalui serangkaian kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta Bimbingan Teknis (Bimtek) Media Sosial yang dirancang untuk memperkuat citra dan daya tarik pasar tradisional di era digital. Tujuan utamanya adalah menciptakan destinasi belanja yang tidak hanya nyaman dan ramah anak, tetapi juga mampu membangun ikatan emosional yang kuat dengan masyarakat, mendorong mereka untuk kembali berbelanja di pasar-pasar lokal.

Kegiatan penting ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Oktober 2025, bertempat di ruang rapat Perumda Pasar Joyoboyo. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan pengurus dari seluruh pasar tradisional yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Joyoboyo, menandakan sinergi dan kolaborasi yang erat antara manajemen pusat dan unit-unit pasar di lapangan. Direktur Perumda Pasar Joyoboyo, Djauhari Luthfi, dalam sambutannya menegaskan bahwa konsep "pasar ngangeni" lebih dari sekadar slogan; ia adalah sebuah filosofi yang berakar pada upaya nyata untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman berbelanja. Pasar yang "ngangeni" berarti pasar yang bersih, tertata rapi, menawarkan harga yang kompetitif, menyediakan beragam produk berkualitas, serta memiliki suasana yang hidup dan bersahabat bagi seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.

Dalam pandangan Luthfi, persaingan ketat dengan pusat perbelanjaan modern dan e-commerce menuntut pasar tradisional untuk berinovasi dan beradaptasi. Salah satu jalur adaptasi paling efektif adalah melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan media sosial. "Selama ini, kami aktif dalam mempublikasikan informasi dan aktivitas pasar-pasar agar menarik minat masyarakat supaya senang belanja di pasar," jelas Luthfi. Namun, ia menyadari bahwa hanya aktif saja tidak cukup. Dibutuhkan strategi yang terarah dan konten yang relevan dengan tren digital terkini agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas, terutama generasi muda yang semakin akrab dengan media sosial. Oleh karena itu, kehadiran Diskominfo sebagai "ahli media sosial" dalam kegiatan Monev dan Bimtek ini menjadi sangat krusial.

Diskominfo Kota Kediri membawa keahlian teknis dan pemahaman mendalam tentang lanskap media sosial, membantu Perumda Pasar Joyoboyo dalam mengevaluasi kinerja media sosial yang ada. Evaluasi ini mencakup analisis jangkauan (reach), tingkat interaksi (engagement), kualitas konten, konsistensi postingan, serta identifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Dari hasil evaluasi ini, kemudian disusun materi Bimtek yang komprehensif, mencakup berbagai aspek penting dalam pengelolaan media sosial. Materi pelatihan tidak hanya berfokus pada dasar-dasar penggunaan platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, tetapi juga mendalami strategi konten, teknik fotografi dan videografi sederhana, cara menulis narasi yang menarik (caption storytelling), penggunaan hashtag yang efektif, serta metode interaksi dengan audiens dan pengelolaan komentar.

Perumda Pasar Joyoboyo sendiri telah membentuk tim media sosial yang solid, terdiri dari manajemen di kantor pusat dan perwakilan dari setiap pasar tradisional. Struktur tim ini dirancang untuk memastikan bahwa informasi dan cerita dari setiap sudut pasar dapat terangkum dan dipublikasikan secara sistematis. "Melalui sinergitas itu, tim yang bertugas di pasar-pasar tradisional dapat mengaktualisasikan dokumentasi kegiatan pasar kemudian mengirimkan ke kantor pusat untuk diolah menjadi konten yang lebih atraktif," tambah Luthfi. Proses ini memungkinkan konten yang dihasilkan tidak hanya otentik dan berdasarkan realitas di lapangan, tetapi juga dikemas secara profesional dan menarik perhatian netizen. Misalnya, dokumentasi tentang kesegaran hasil bumi yang baru tiba, interaksi hangat antara pedagang dan pembeli, atau kegiatan khusus seperti promo diskon dan festival kuliner lokal, dapat diubah menjadi postingan yang menggugah selera dan memicu rasa penasaran.

Transformasi Digital dan Pesona Lokal: Perumda Pasar Joyoboyo Kediri Gagas ‘Pasar Ngangeni’ Melalui Bimtek Media Sosial

Pelatihan yang diberikan oleh Diskominfo diharapkan mampu meningkatkan kapasitas tim media sosial Perumda Pasar Joyoboyo dalam menciptakan konten yang tidak monoton dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Di tengah banjir informasi di media sosial, konten yang kreatif, informatif, dan menghibur menjadi kunci untuk menarik perhatian dan mempertahankan minat audiens. Topik-topik yang dibahas dalam Bimtek juga meliputi analisis tren, penggunaan musik atau suara yang sedang populer, hingga cara membuat video pendek yang viral. Pemahaman tentang jadwal posting terbaik, segmentasi audiens, dan penggunaan fitur-fitur interaktif seperti polling atau kuis juga menjadi bagian penting dari pelatihan ini. Dengan demikian, tim dapat lebih strategis dalam merencanakan kampanye promosi dan menjangkau target pasar yang tepat.

"Harapan hari ini dari kami, dengan adanya kolaborasi ini teman-teman karyawan yang berkecimpung di medsos Perumda Pasar Joyoboyo lebih paham dan mengetahui kegiatan medsos untuk promosi apa, konten bagaimana, dan isinya bagaimana yang tidak monoton dan mengikuti perkembangan zaman sehingga disenangi netizen," pungkas Luthfi. Visi ini tidak berhenti pada sekadar konten yang menarik, tetapi juga pada dampak nyata yang diharapkan. Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi media sosial, Perumda Pasar Joyoboyo berharap informasi mengenai kegiatan dan keunggulan pasar-pasar tradisional di Kediri dapat semakin dikenal luas oleh masyarakat.

Lebih jauh, keberhasilan program "pasar ngangeni" ini diharapkan dapat membawa multiple efek positif bagi perekonomian lokal. Peningkatan jumlah pengunjung dan pembeli di pasar tradisional akan secara langsung menguntungkan para pedagang, meningkatkan omzet, dan menjaga keberlangsungan usaha mereka. Ini juga akan mendukung ketersediaan lapangan kerja serta memperkuat rantai pasok produk-produk lokal. Selain itu, pasar yang nyaman dan modern secara digital juga dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri, memperkenalkan kekayaan kuliner dan kerajinan lokal Kediri kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan demikian, pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai pusat transaksi jual beli, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan, komunitas, dan penggerak ekonomi kreatif daerah. Perumda Pasar Joyoboyo berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi demi menjadikan pasar-pasar tradisional di Kota Kediri sebagai ikon kebanggaan yang selalu dirindukan.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
rakyatindependen.id

Transformasi Digital dan Pesona Lokal: Perumda Pasar Joyoboyo Kediri Gagas 'Pasar Ngangeni' Melalui Bimtek Media Sosial

Related Articles