Transformasi Digital Pendidikan Jatim: Dindik Gencarkan Inovasi, Dorong Guru Adaptif Jadi Kunci Masa Depan

Surabaya (rakyatindependen.id) – Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) menunjukkan keseriusan dan komitmennya yang tak tergoyahkan dalam mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital guna merevolusi kegiatan belajar mengajar di seluruh wilayahnya. Langkah strategis ini bukan sekadar mengikuti arus perkembangan zaman, melainkan sebuah visi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih dinamis, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan global. Era disrupsi teknologi menuntut setiap elemen pendidikan untuk beradaptasi dengan cepat, dan Dindik Jatim memposisikan diri sebagai pelopor dalam transformasi ini.
Komitmen kuat ini secara nyata diwujudkan melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Sarana Digitalisasi Pembelajaran Jenjang SMK Tahun 2025 Tahap 5. Acara penting ini, yang melibatkan ratusan guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai penerima langsung bantuan perangkat digital, diselenggarakan pada hari Rabu, 24 September 2025, di Surabaya. Pemilihan jenjang SMK sebagai fokus awal Bimtek ini bukan tanpa alasan, mengingat SMK merupakan tulang punggung dalam mencetak sumber daya manusia terampil yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar industri yang semakin digital. Perangkat digital yang diberikan meliputi berbagai teknologi mutakhir, mulai dari Interactive Flat Panel Display (IFPD), perangkat lunak pembelajaran adaptif, hingga akses ke platform Learning Management System (LMS) yang terintegrasi, yang semuanya dirancang untuk meningkatkan interaktivitas dan efektivitas pembelajaran.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, dalam sambutannya menegaskan dengan lugas bahwa digitalisasi merupakan fondasi utama dan kunci tak terpisahkan menuju terwujudnya pendidikan bermutu tinggi di Jawa Timur. Pendidikan bermutu dalam konteks digital berarti pendidikan yang tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan, tetapi juga keterampilan abad ke-21 seperti pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang efektif, semuanya difasilitasi oleh teknologi. Beliau secara khusus menyoroti peran sentral guru sebagai garda terdepan dalam proses transformasi ini. “Tenaga pendidik hebat adalah guru yang adaptif dan mampu mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran. Mari kita manfaatkan teknologi dengan optimis, agar Jawa Timur dapat menjadi barometer pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan,” ujar Aries, dalam pernyataannya yang ditulis Sabtu, 27 September 2025.
Pernyataan Aries Agung Paewai ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak. Guru-guru diharapkan tidak hanya menjadi pengguna pasif teknologi, tetapi inovator yang mampu merancang model pembelajaran baru yang memanfaatkan potensi digital secara maksimal. Adaptabilitas menjadi esensial di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat, menuntut guru untuk terus belajar dan berinovasi. Dengan optimisme yang tinggi, Dindik Jatim bercita-cita menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi percontohan atau "barometer" dalam implementasi teknologi pendidikan, yang dampaknya dapat dirasakan dan direplikasi oleh provinsi lain di Indonesia. Hal ini mencakup keberhasilan dalam integrasi teknologi ke kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan.
Aries lebih lanjut menyatakan keyakinannya yang mendalam bahwa pemanfaatan teknologi secara optimal akan membuka spektrum peluang yang lebih luas bagi siswa. Mereka akan didorong untuk menjadi individu yang lebih kreatif dalam menemukan solusi, lebih kritis dalam menganalisis informasi, dan pada akhirnya, lebih siap untuk bersaing secara global dalam pasar kerja yang semakin kompetitif. Teknologi memungkinkan pembelajaran personalisasi, akses ke sumber daya global, serta simulasi praktik yang realistis, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan potensi siswa secara holistik. Misalnya, melalui aplikasi desain grafis, siswa dapat mengasah kreativitas; melalui platform riset daring, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan melalui kolaborasi proyek lintas negara, mereka akan terbiasa dengan kompetisi global.
Kegiatan Bimtek yang strategis ini diselenggarakan langsung oleh Direktorat SMK Kemendikdasmen, menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong digitalisasi pendidikan. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dari tingkat pusat, termasuk Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Moch. Abduh, serta Inspektur Satu Irjen Kemendikdasmen, Subiyantoro. Kehadiran para pejabat tinggi ini menggarisbawahi betapa seriusnya pemerintah pusat dalam mendukung upaya digitalisasi di daerah.
Dalam paparannya yang mencerahkan, Moch. Abduh menyampaikan bahwa upaya masif digitalisasi pembelajaran ini berjalan seiring dengan implementasi kebijakan "Deep Learning" sebagai strategi kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. "Deep Learning," dalam konteks pedagogis, merujuk pada pendekatan pembelajaran yang mendorong pemahaman konseptual mendalam, penalaran tingkat tinggi, dan kemampuan memecahkan masalah kompleks, bukan sekadar menghafal informasi. "Kebijakan deep learning dan digitalisasi pembelajaran adalah strategi penting mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua. Sekolah diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran yang adaptif, interaktif, dan relevan dengan tuntutan zaman," jelas Abduh.
Beliau menambahkan bahwa pemerintah pusat tidak hanya mendorong sekolah untuk sekadar menggunakan perangkat keras atau lunak, tetapi lebih jauh lagi, untuk menciptakan inovasi pembelajaran berbasis teknologi. Inovasi ini bisa berupa pengembangan konten digital yang spesifik sesuai konteks lokal, penciptaan platform kolaborasi antar siswa dan sekolah, atau penggunaan kecerdasan buatan untuk personalisasi pembelajaran. Tujuannya adalah agar teknologi menjadi katalisator bagi transformasi pedagogi, bukan hanya sebagai alat bantu tambahan. Model pembelajaran yang adaptif berarti mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa yang beragam; interaktif berarti mendorong partisipasi aktif siswa; dan relevan berarti sesuai dengan tuntutan zaman, termasuk keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.
Sementara itu, Inspektur Satu Irjen Kemendikdasmen, Subiyantoro, memberikan penekanan khusus pada pentingnya aspek transparansi dan akuntabilitas dalam pemanfaatan bantuan sarana digitalisasi ini. Sebagai dana publik, setiap bantuan yang diberikan harus dikelola dengan penuh integritas dan dapat dipertanggungjawabkan. Ia menegaskan, setiap perangkat yang telah diberikan oleh pemerintah wajib dimanfaatkan secara maksimal dan optimal demi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Mekanisme pelaporan yang jelas dan audit berkala akan diterapkan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tidak hanya disimpan, melainkan benar-benar diintegrasikan ke dalam proses belajar mengajar. Akuntabilitas ini juga mencakup evaluasi dampak perangkat terhadap hasil belajar siswa dan efektivitas guru. Pemanfaatan yang tidak sesuai atau tidak maksimal akan menjadi perhatian serius untuk memastikan bahwa investasi pemerintah memberikan nilai tambah yang signifikan.
Kepala Bidang PPSMK Dindik Jatim, Anny Saulina, dengan tegas menyatakan komitmen penuh Jawa Timur untuk menindaklanjuti hasil dari Bimtek ini dengan program-program konkret yang akan diimplementasikan langsung di lapangan. Program konkret ini bisa berupa lokakarya lanjutan, pendampingan intensif oleh instruktur ahli, atau pembentukan komunitas praktik guru digital. Guru-guru peserta Bimtek nantinya memiliki tanggung jawab untuk melaporkan secara berkala implementasi dan hasil dari pendampingan yang telah mereka lakukan di sekolah masing-masing. Pelaporan ini bukan hanya formalitas, melainkan alat evaluasi untuk memastikan bahwa manfaat program digitalisasi dapat dirasakan secara nyata dan terukur dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa. Dindik Jatim akan membentuk tim monitoring dan evaluasi untuk mengumpulkan data dan umpan balik dari sekolah-sekolah penerima bantuan.
Direktur SMK, Ari Wibowo Kurniawan, yang turut hadir secara daring dalam kegiatan tersebut, tidak lupa menekankan betapa krusialnya kolaborasi erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak sekolah agar program digitalisasi pendidikan ini dapat mencapai keberhasilan yang maksimal. Kolaborasi ini melibatkan pembagian peran yang jelas: pemerintah pusat sebagai penyusun kebijakan dan penyedia sumber daya utama; pemerintah daerah sebagai pelaksana kebijakan, fasilitator, dan pengawas di tingkat lokal; serta sekolah sebagai ujung tombak implementasi yang berinteraksi langsung dengan guru dan siswa. Sinergi ini akan memastikan bahwa setiap kebijakan dan bantuan yang digulirkan dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. Tanpa kerja sama yang solid dari ketiga pilar ini, upaya digitalisasi akan sulit mencapai tujuannya.
Melalui serangkaian kegiatan strategis ini, Dindik Jatim memupuk optimisme bahwa sekolah-sekolah di Jawa Timur akan semakin siap dalam menyongsong era digital yang terus berkembang. Dengan guru-guru yang adaptif, inovatif, dan didukung oleh sarana digital yang memadai, Jawa Timur tidak hanya akan menjadi teladan bagi provinsi lain dalam mewujudkan pendidikan bermutu, tetapi juga akan melahirkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global dan menjadi agen perubahan di masa depan.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id