Nasional

Wisuda STIE Malangkuçeçwara ke-78: Kisah Inspiratif Anak Sopir Truk Raih Prestasi Gemilang, Diiringi Visi Kampus Beretika AI

Gemuruh tepuk tangan dan haru biru kebahagiaan memenuhi prosesi Wisuda ke-78 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkuçeçwara (ABM) yang berlangsung megah pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Di antara ratusan wisudawan yang memadati aula, terselip dua kisah inspiratif penuh perjuangan yang menjadi mercusuar harapan, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi dan tantangan hidup bukanlah penghalang untuk meraih prestasi tertinggi dan mewujudkan impian. Lebih dari sekadar perayaan kelulusan, acara ini juga menjadi panggung bagi STIE ABM untuk menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi unggul yang siap menghadapi era digital dengan pondasi etika dan sikap yang kuat.

Khoirun Nissa: Cahaya dari Ngantang, Memutus Rantai Keterbatasan dengan IPK 3,98

Salah satu bintang yang bersinar terang pada hari itu adalah Khoirun Nissa, S.Ak., seorang gadis tangguh yang berhasil meraih IPK nyaris sempurna 3,98. Pencapaian luar biasa ini menobatkannya sebagai lulusan terbaik pertama dari Program Studi Akuntansi, sebuah prestasi yang lebih dari sekadar angka; ia adalah simbol ketekunan dan harapan bagi keluarganya. Nissa berasal dari Ngantang, sebuah wilayah pedesaan di Kabupaten Malang yang masih diwarnai dengan keterbatasan akses pendidikan tinggi. Latar belakang keluarganya sederhana namun penuh perjuangan. Ayah dan kakaknya gigih bekerja sebagai sopir truk pasir, mengayuh roda kehidupan dengan keringat dan kerja keras, sementara ibunya dengan setia mengurus rumah tangga. Sebuah fakta yang semakin menguatkan tekad Nissa adalah bahwa kedua orang tuanya bahkan tidak sempat menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD). "Di lingkungan desa saya, anak yang kuliah itu jarang sekali. Saya ingin mengubah kehidupan keluarga menjadi lebih baik, mengangkat derajat orang tua dan memberikan contoh bagi adik-adik serta masyarakat di desa saya," ujar Nissa dengan mata berbinar, memancarkan tekad yang membara untuk memutus rantai keterbatasan pendidikan dalam keluarganya.

Perjalanan Nissa menuju puncak prestasinya tidak selalu mulus. Ia sempat merasakan pahitnya kegagalan saat diterima di salah satu perguruan tinggi negeri impiannya, namun kesempatan itu luput begitu saja karena terlambat melakukan daftar ulang. Momen tersebut bisa saja menjatuhkan semangatnya, tetapi Nissa memilih untuk bangkit. Dengan dukungan penuh dari guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolahnya yang melihat potensi besar dalam dirinya, ia mulai mencari kampus ekonomi terbaik di Malang dan akhirnya menemukan STIE ABM. Berkat rekomendasi dan bimbingan, ia mendaftar dan, dengan kerja keras serta kecerdasannya, berhasil meraih Beasiswa Unggulan 2021. Beasiswa ini bukan sekadar bantuan finansial, melainkan sebuah jembatan emas yang menanggung penuh seluruh biaya kuliahnya, membuka pintu impian yang sebelumnya terasa jauh.

Kunci utama di balik prestasi akademiknya yang gemilang, menurut Nissa, adalah kecintaannya yang mendalam pada akuntansi. "Kuncinya karena saya suka akuntansi. Saya menemukan logika dan tantangan yang menarik di setiap angka dan laporan keuangan," jelasnya. Lebih dari sekadar belajar untuk diri sendiri, Nissa juga aktif membantu teman-temannya yang kesulitan memahami materi. "Saya juga sering mengajari teman-teman, dan itu justru membuat ingatan saya semakin kuat, karena saat menjelaskan, saya harus memahami materi secara lebih mendalam," tambahnya, menunjukkan bahwa berbagi ilmu adalah cara terbaik untuk menguatkan pemahaman. Sejak semester dua, gadis asal Ngantang ini juga menunjukkan kemandirian dan etos kerja yang tinggi. Ia aktif bekerja lepas (freelance) untuk menambah pengalaman dan penghasilan, mulai dari membuka les privat bagi adik kelas, membantu proyek audit dosen, hingga terlibat dalam berbagai kegiatan sukarela yang relevan dengan bidang studinya. "Pesan saya, jangan takut meskipun keluarga berkekurangan. Banyak jalan seperti beasiswa dan kesempatan lainnya yang bisa kita raih asalkan kita mau berusaha dan tidak menyerah. Yang penting ingat tujuan awal kuliah, agar bisa berkontribusi dan membuka pikiran, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar," pesannya dengan senyum tulus, menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lain.

Wisuda STIE Malangkuçeçwara ke-78: Kisah Inspiratif Anak Sopir Truk Raih Prestasi Gemilang, Diiringi Visi Kampus Beretika AI

Nuryekti Puspa Maharani: Gelar untuk Ayah Tercinta dan Jembatan Menuju Karir Gemilang

Kisah menyentuh lainnya datang dari Nuryekti Puspa Maharani, S.M.Bis., lulusan terbaik keempat yang berasal dari Jember. Gelar sarjana yang ia raih dengan susah payah ini ia persembahkan secara khusus untuk mendiang ayahnya yang telah berpulang pada tahun 2021. Sebuah persembahan yang penuh makna, mengingat perjuangan sang ayah dalam mendukung cita-citanya. "Bapak dulu bercita-cita agar anaknya bisa sekolah ekonomi. Beliau menemani saya saat mendaftar beasiswa, memberikan semangat dan dukungan tak terbatas, tapi belum sempat melihat saya lulus," kenang Nuryekti dengan mata berkaca-kaca, menunjukkan betapa besar arti kehadiran ayahnya dalam setiap langkah akademisnya.

Nuryekti adalah penerima beasiswa KIP Kuliah, sebuah program yang menjadi penyelamat bagi banyak mahasiswa dengan kondisi ekonomi terbatas. Ia mengaku bahwa ibunya sempat putus asa untuk menyekolahkannya ke jenjang yang lebih tinggi karena kondisi ekonomi keluarga yang semakin sulit setelah ayahnya sakit selama 11 tahun. Periode panjang itu tentu menguras tenaga, pikiran, dan finansial keluarga, membuat impian kuliah terasa sangat berat untuk digapai. Namun, berkat beasiswa dan tekad kuatnya, Nuryekti berhasil melanjutkan pendidikan dan membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk tidak berprestasi.

Prestasinya selama di kampus tidak hanya terbatas pada akademik. Nuryekti adalah mahasiswa yang sangat aktif dan proaktif. Selain fokus pada perkuliahan, ia juga mengikuti berbagai program magang bergengsi, seperti di PT Petrokimia Gresik, salah satu perusahaan pupuk terbesar di Indonesia, dan program Magenta BUMN di PT Pelindo Jakarta. Pengalaman magang ini memberikannya wawasan praktis yang tak ternilai dan memperluas jaringan profesionalnya. Tak hanya itu, ia juga pernah merintis bisnis kuliner, menunjukkan jiwa kewirausahaan yang tangguh dan kemampuan mengelola usaha sejak dini. Kini, buah manis dari ketekunan, kerja keras, dan prestasi gemilangnya telah ia petik. Nuryekti telah diterima bekerja di Divisi Human Resource Information System (HRIS) PT Pelindo, sebuah awal karir yang menjanjikan dan menjadi bukti nyata bahwa mimpi ayahnya telah terwujud.

Visi STIE ABM: Mencetak Lulusan Unggul Berkarakter di Era AI

Wakil Ketua III STIE ABM, Dr. Drs. Kadarusman, Ak., M.M., CA, menyampaikan bahwa wisuda yang mengusung tema "Resmi dan Gembira" ini meluluskan sekitar 200 mahasiswa dari jenjang S1 dan S2. Ia menegaskan bahwa kisah-kisah inspiratif para wisudawan seperti Nissa dan Nuryekti menjadi bukti nyata bahwa STIE ABM tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara karakter. "Mereka adalah contoh nyata dari resiliensi, integritas, dan kemampuan adaptasi yang kami tanamkan kepada setiap mahasiswa. Kami bangga dapat melahirkan individu-individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara mental dan moral, siap menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja maupun kehidupan," ujar Kadarusman.

Data menunjukkan efektivitas kurikulum dan bimbingan karir yang diberikan kampus. "Pada saat wisuda, sekitar 11% lulusan sudah bekerja. Masa tunggu tiga bulan mencapai 40–60%, dan setelah enam bulan meningkat menjadi 60–65%," jelas Kadarusman. Angka ini mencerminkan relevansi program studi, kualitas pengajaran, serta jaringan industri yang kuat yang dimiliki STIE ABM, memastikan lulusannya cepat terserap di pasar kerja.

Melihat perkembangan zaman yang begitu pesat, mulai tahun 2025, STIE ABM semakin memperkuat visinya untuk menjadi perguruan tinggi berorientasi global berbasis teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI). Kadarusman menjelaskan pendekatan progresif kampus terhadap teknologi ini. "Kami tidak mengharamkan mahasiswa menggunakan AI. Justru kami ajarkan agar mereka bisa memanfaatkannya secara bijak dan strategis. Tema kami adalah ‘Attitude powered by AI’ – artinya, penggunaan AI harus senantiasa didasari oleh etika dan sikap yang baik, serta pemahaman yang mendalam," pungkasnya. Ia menambahkan bahwa AI adalah alat yang sangat powerful, asisten yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, namun ia bukanlah pengganti proses belajar kritis, pemikiran manusia, dan nilai-nilai kemanusiaan. "Kami ingin lulusan kami tidak hanya mahir mengoperasikan teknologi, tetapi juga memahami implikasi etisnya, mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, dan menggunakan AI sebagai alat untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan bagi masyarakat," tegas Kadarusman, menandaskan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan fondasi moral yang kokoh.

Kisah-kisah inspiratif dari podium wisuda STIE ABM ini menjadi mercusuar harapan, menegaskan bahwa pendidikan adalah jembatan menuju perubahan, dan bahwa dengan ketekunan, dukungan yang tepat, serta visi ke depan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, setiap mimpi bisa diraih. Lulusan STIE ABM bukan hanya siap bersaing di pasar kerja global, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berintegritas dan beretika di era digital yang terus berkembang.

rakyatindependen.id

Wisuda STIE Malangkuçeçwara ke-78: Kisah Inspiratif Anak Sopir Truk Raih Prestasi Gemilang, Diiringi Visi Kampus Beretika AI

Related Articles