Akibat Banjir Bandang Kali Gandong, Jembatan Penghubung Ngrejeng – Mojodelik Ambruk dan Putus Sepanjang 20 Meter

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Hujan deras hingga ber jam-jam membuat Sungai Gandong atau yang biasa disebut Kali Gandong meluap hingga mengakibatkan banjir bandang, Jum’at (16/5/2025) malam.

Banjir mengakibatkan jembatan yang melintasi Kali Gandong yang berukuran 48 x 2,5 meter itu putus di sisi timur hingga sekitar 20 meter panjangnya. Jembatan penghubung Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari menuju ke Desa Mojodelik Kecaamatan Gayam itu, kini ditutup karena tak bisa dilintasi lagi.

Jembatan semi permanen yang dibangun dengan swadaya masyarakat itu, menggunakan kerangka besi dan tiangnya sudah cor sehingga bisa dikatakan semi permanen. Hanya saja, lebarnya hanya 2,5 meter sehingga hanya bisa dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua itupun melintas harus bergantian.

Terbaru, jembatan itu baru direhabilitasi dengan dana swadaya murni masyarakat dengan penggantian kerangka besi dengan nilai Rp 35 juta. Sayangnya, baru beberapa minggu dibangun, jembatan itu diterjang aliran Kali Gandong hingga membuat jembatan itu hancur sepertiganya atau sekitar 20 meter.

Supeno (63) warga Ngrejeng kepada rakyatindependen,id mengatakan bahwa, luapan banjir dari arah selatan itu sekitar pukul 12 malam dan sekitar pukul 4 pagi, sisi timur jembatan itu putus dan ambruk. Jlurung besi jembatan belum diketahui keberadaanya, apa masih ada di bawah jembatan atau terbawa arus banjir Bandang Kali Gandong itu,” ungkapnya, Sabtu (17/5/2025).

Lanjut Supeno, sejak dibangun hingga saat ini, jembatan itu hasil urunan warga dan sangat bermanfaat bagi warga di Desa Ngrejeng dan bermanfaat bagi warga Desa Mojodelik, terutama bagi petani yang memiliki sawah di sekitar situ.

Ujung Jembatan Penghubung Desa Ngrejeng Kecamatan Purwosari – Desa Mojodelik Kecamatan Gayam yang ambruk akibat diterjang banjir bandang Kali Gandong, Jum’at (16/5/2025)

“Jembatan di Dusun Pencolan Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari menuju ke Dusun Sogo, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam itu, menjadi jalan menuju ke sawah atau ladang petani setempat. Tak hanya itu, jembatan itu juga menjadi jalur pintas warga Kecamatan Purwosari, Kecamatan Gayam dan Ngambon,” katanya menejelaskan

Senada, Sarwi warga Ngrejeng berharap segera ada perhatian dari pemerintah untuk membangun jembatan Ngrejeng – Mojodelik ini secara permanen.

“Warga sudah berupaya membangun jembatan dengan urunan, tetapi kemampuan keuangan warga sangat terbatas sehingga saatnya pemerintah kabupaten Bojonegoro segera membangun jembatan ini agar bisa berfungsi kembali untuk memperlancar arus lalu lintas antar kecamatan Gayam dan Purwosari itu,” katanya dengan nada penuh harap.

Beberapa warga yang berhasil ditemui mengeluhkan, jika taka da jembatan tersebut, jika hendak ke sawah atau ke ladang mereka harus muter melalui Tlatah – Mojodelik dengan jarak tempuh 1 kilo meter lebih.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana) Bojonegoro Heru Wicaksi kepada para awak media mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan survey ke lokasi jembatan penghubung Dusun Pencolan Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari – Dusun Sogo, Desa Mojodelik Kecamatan Gayam yang putus itu.

“Pihak BPBD Bojonegoro dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga dan Tata Ruangan Bojonegoro telah melakukan survey ke lokasi jembatan putus itu. Hasil survey akan kita sampaikan ke Pemkab Bojonegoro. Hanya saja, tentang akan dibangun, kita belum tahu,” ungkapnya.

Lanjut Heru Wicaksi, pihaknya berharap jembatan tersebut bisa segera dibangun agar bisa memberi manfaat bagi warga setempat khususnya dan warga Kabupaten Bojonegoro umumnya, guna memperlancar arus lalu lintas.

**(Kis/Red)

Exit mobile version