Bu Nurul Hadir Di Pengajian Padang Rembulan, di Masjid Irsyadussyubban Desa Bakung, Kanor
BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro Dra Hj Nurul Azizah,MM, berkenan menghadiri acara Pengajian Rutin Padang Rembulan Masjid Irsyadussyubban yang berada di Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Sabtu (4/5/2024) malam.
Pengajian diawali dengan jamaah sholat Isya’ yang dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Drs. H. Suyoto,M.Si, yang berlangsung selama 1,5 jam, kemudian dilajut dengan sambutan yang disampaikan oleh Sekda Bojonegoro Hj Nurul Azizah.
Dalam sambutanya, Bu Nurul – demikian Sekda Bojonegoro Hj Nurul Azizah, akrab disapa – berkenan memperkenal diri kepada para jamaah Pengajian rutin Padang Rembulan tersebut. Dimana, Bu Nurul asli kelahiran Bojonegoro, lahir dan tinggal di Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro ini.
Lanjut Bu Nurul, dirinya bersekolah di Sekolah Dasar, MTsN hingga SMAN 1 Bojonegoro, kemudian melanjutkan ke STPDN dan lulus tahun 1993, setelah itu mengambil program S2 lulus tahun 2021 silam.
“Tahun 2005 – 2008 saya menjabat sebagai Camat Purwosari, tahun 2008 – 2012 menjabat sebagai Camat Kalitidu, Tahun 2012 – 2019 menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertaman (DKP) Bojonegoro yang berubah menjadi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro. Tahun 2019 hingga sekarang, menjabat sebagai Sekda Bojonegoro,” ungkap Bu Nurul, Sabtu (4/5/2024).
Ditambahkan, bahwa pihaknya banyak belajar dari Mantan Bupati Bojonegoro H, Suyoto. Bagaimana tentag pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui program ODF yang kala itu digalakkan oleh H. Suyoto.
“Motivasi dari Kang Yoto (sebutan akrab, Mantan Bupati Bojonegoro H. Suyoto) bisa mendorong saya meraih prestasi sebagai Camat Teladan Se-Jawa timur saat menjabat Camat Kalitidu dan meraih penghargaan Adipura hingga 6 kali berturut-turut saat menjabat sebagai Kepala DKP Bojonegoro,” tegas Bu Nurul.
Dalam kesempatan yang sama Bu Nurul juga menyampaikan berbagai program Pemkab Bojonegoro tahun 2024, dibawah kepemimpinan Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto. Salah satu upayanya adalah menekan angka kemiskinan, mengurangi angka stanting, pengendalian inflasi, peningkatan pendidikan, peningkatan pendapatan UMKM dan Wisata yang ada di Bumi Angling Dharma ini.
“Dalam mendampigi Pj Bupati Bojonegoro, kami bekerja keras untuk menurunkan angka kemiskinan dan menurunkan angka stunting di Bojonegoro ini serta mensukseskan berbagai program Pemkab Bojonegoro yang tertuang di dalam APBD Bojonegoro 2024 ini,” ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Bu Nurul menemui para jamaah Pengajian Rutin Padang Rembulan yang digelar rutin setiap sebulan sekali itu. Bu Nurul dengan senyum dan ramah menyapa jamaah yang sebagian besar perempuan itu. Bahkan, Bu Nurul hingga meyalami ibu-ibu yang sedang memasak di dapur dalam menyiapkan hidangan makan, minum dan buah-buahan untuk para jamaah pengajian tersebut.
Selanjutnya, Bu Nurul mendampingi Kang Yoto beserta Ibu Mafudhoh menikmati makan malam dan berbagai hidangan usai pengajian itu. Tak hanya Kang Yoto beserta istri dan tamu undangan, tapi semua jamaah ikut menikmati hidangan makan malam bersama.
“Tak rungokno sambutane Bu Nurul dari sini (halaman Masjid) whis matoh, whis pantes dadi Bupati Bojonegoro,” kata Kang Yoto dengan Bahasa Jonegoro dan diamini para jamaah yang sedang berkumpul dihalaman masjid itu.
Berdasarkan pantauan media ini, suasana keakraban jamaah sangat nampak. Mereka berbaur menikmati hidangan makan malam sambil ngobrol-ngobrol membahas kesimpulan tentang ngaji urip yang baru saja disampaikan Kang Yoto tadi.
Perlu diketahui, bahwa pembangunan Masjid Irsyadussyubban Desa Bakung ini, dibangun 3 (tiga) tahun Kang Yoto sudah tak jadi bupati. Pembangunan dilaksanakan dari amal jariyah yang dihimpun dari warga setempat termasuk sumbangan dari Mantan Bupati Bojonegoro 2 periode itu.
Ngaji urip, diawali dari Musholla Irsyadussyubbyan yang akhirnya menjadi sebuah masjid itu. Dimana, pengajian itu menjadi sarana Kang Yoto untuk bisa tetap mengabdikan diri kepada masyarakat guna mendengar dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di masyarakat.
Kang Yoto memberi pengajian dan motivasi yang ia sebut ngaji urip atau mengaji kehidupan itu. Kang Yoto lebih banyak memakai bahasa jawa sebagai bahasa keseharian masyarakat saat menyampaikan pengajiannya. Dia juga kerap menyapa mereka dengan sebutan mbah, lek, yu, kang, yang dekat dengan panggilan keseharian masyarakat di acara Pengajian yang disampaikan oleh Kang Yoto juga ringan-ringan.
Kang Yoto banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, bagaimana menjalani hidup yang bahagia. Dia mengaku memilih menyebut pengajiannya ini adalah ngaji urip karena yang dibahas adalah seputar bagaimana mengkaji kehidupan ini. Sesuatu yang dialami dan dijalani masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari, mendengar dan menyelesaikan masalah sehari-hari itu.
**(Kis/Red).