Dapat Anggaran Rp3 M untuk Mobil Dinas, Wawali Blitar Pilih Sumbangkan Jadi Armada Bumil.

Sebuah gebrakan yang menginspirasi dan mencerminkan komitmen tulus terhadap pelayanan publik telah ditorehkan oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Blitar, Elim Tyu Samba. Di tengah dinamika pengadaan fasilitas pejabat yang kerap memicu perdebatan publik, Elim Tyu Samba mengambil langkah berani dengan menolak kemewahan mobil dinas baru senilai miliaran rupiah. Alih-alih menikmati fasilitas tersebut untuk kepentingan pribadi atau mobilitas dinas semata, ia memilih untuk mengubah peruntukannya, menyumbangkan kendaraan mewah itu menjadi armada siaga 24 jam yang didedikasikan khusus bagi ibu hamil (bumil) dan melahirkan di Kota Blitar. Keputusan ini bukan hanya sebuah tindakan humanis, melainkan juga sebuah pernyataan tegas tentang prioritas dan integritas dalam menjalankan amanah rakyat.
Pengadaan mobil dinas baru memang telah menjadi bagian dari anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar pada tahun ini. Anggaran yang dialokasikan untuk mobil dinas baru bagi Wali Kota Blitar dan Wakil Wali Kota Blitar ini tidaklah sedikit, memicu kenaikan alokasi anggaran di Bagian Umum Setda Kota Blitar hingga lebih dari Rp3 miliar. Angka ini tentu saja menarik perhatian, mengingat dana sebesar itu bisa dialihkan untuk berbagai program pembangunan atau pelayanan dasar lainnya. Dalam konteks ini, keputusan Wawali Elim Tyu Samba untuk tidak menggunakan mobil dinas Toyota Pajero Sport barunya, yang bahkan telah dilengkapi dengan nomor polisi AG 2 KP, menjadi sangat relevan dan patut diapresiasi. Mobil yang semestinya menjadi simbol status dan kenyamanan bagi seorang pejabat tinggi, kini bertransformasi menjadi sarana vital yang menjangkau masyarakat paling membutuhkan.
Wawali Elim Tyu Samba, yang akrab disapa "Mbak Waw" oleh masyarakat Blitar, menjelaskan landasan pemikirannya di balik keputusan unik ini dengan penuh ketulusan. "Layanan mobil AG 2 siaga bumil ini merupakan inisiasi saya pribadi. Saya sebagai perempuan juga harus memberikan pelayanan terbaik untuk kaum perempuan, khususnya bumil," ungkap Elim pada Sabtu (1/10/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa keputusannya tidak hanya didasari oleh pertimbangan administratif atau politis semata, melainkan juga oleh empati yang mendalam sebagai seorang perempuan yang memahami betul tantangan dan kebutuhan kaumnya, terutama saat menghadapi fase krusial kehamilan dan persalinan. Komitmen personal inilah yang membedakan inisiatifnya dari sekadar program birokratis biasa.
Transformasi mobil dinas baru tersebut menjadi mobil siaga bumil sontak mendapat sambutan positif dan pujian luas dari berbagai kalangan. Masyarakat menilai inisiatif ini sebagai cerminan semangat pengabdian yang sesungguhnya dan sebuah langkah nyata dalam mewujudkan efisiensi anggaran yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Di tengah sorotan publik terhadap penggunaan anggaran pemerintah, terutama untuk fasilitas pejabat, langkah Elim Tyu Samba ini menjadi oase yang menyejukkan. Ia menunjukkan bahwa fasilitas yang diperoleh dari pajak rakyat harus kembali dan bermanfaat secara langsung kepada rakyat. Mobil dinas yang megah itu kini bukan lagi sekadar alat transportasi seorang pejabat, melainkan sebuah harapan dan penyelamat bagi ibu hamil yang membutuhkan akses cepat ke fasilitas kesehatan.
Wawali Elim Tyu Samba sangat menyadari bahwa mobil dinas Pajero Sport tersebut dibeli dari hasil keringat dan uang rakyat. Oleh karena itu, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa aset tersebut benar-benar memberikan manfaat yang konkret dan merata bagi masyarakat. "Ini mobil juga dibeli dari hasil uang rakyat. Jadi, saya ingin mobil dinas ini juga bermanfaat untuk masyarakat. Apalagi, di tengah efisiensi anggaran seperti ini, saya tidak ingin ada kesan kurang baik dengan menikmati mobil baru tersebut," tegasnya. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmennya untuk menghindari citra negatif atau persepsi pemborosan di mata publik. Ia memilih untuk menekan ego dan mengutamakan kepentingan kolektif di atas kenyamanan pribadi, sebuah teladan yang langka dalam birokrasi modern.

Layanan yang dinamai program "Mbak Waw Peduli Bumil" ini memiliki tujuan yang sangat jelas dan strategis. Pertama, untuk mempermudah akses ibu hamil dalam pemeriksaan kandungan secara rutin ke fasilitas kesehatan (faskes). Banyak ibu hamil, terutama di daerah yang sulit terjangkau transportasi umum atau memiliki keterbatasan finansial, seringkali menunda atau bahkan melewatkan pemeriksaan penting yang dapat mendeteksi potensi risiko. Dengan adanya mobil siaga ini, hambatan tersebut diharapkan dapat teratasi. Kedua, untuk mempercepat proses persalinan agar lebih aman. Waktu adalah faktor krusial dalam persalinan, di mana keterlambatan penanganan medis dapat berakibat fatal bagi ibu maupun bayi. Armada siaga 24 jam ini memastikan respons cepat dalam situasi darurat persalinan.
Lebih jauh lagi, inisiatif ini secara luas juga ditujukan untuk mengurangi kasus stunting serta menekan angka kematian ibu dan anak di Kota Blitar. Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah serius yang berdampak jangka panjang pada kualitas sumber daya manusia. Dengan memastikan ibu hamil mendapatkan akses gizi dan pemeriksaan kesehatan yang memadai, risiko stunting pada anak dapat diminimalisir sejak dini. Selain itu, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih menjadi indikator penting dalam kesehatan masyarakat. Layanan transportasi darurat ini diharapkan dapat secara signifikan menurunkan angka-angka tersebut, menyelamatkan nyawa, dan memastikan generasi penerus yang lebih sehat. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Kota Blitar.
Masyarakat yang berada di wilayah Kota Blitar kini memiliki akses terhadap mobil AG 2 siaga bumil ini dalam kondisi darurat. Untuk memastikan layanan ini dapat diakses secara efektif dan efisien, Pemkot Blitar, di bawah arahan Wawali Elim Tyu Samba, telah menyiapkan mekanisme yang sederhana namun responsif. Masyarakat dapat menghubungi pusat panggilan darurat atau nomor kontak khusus yang didedikasikan untuk program "Mbak Waw Peduli Bumil". Nomor ini akan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan akan dikelola oleh tim siaga yang siap merespons panggilan dengan cepat. Koordinasi juga dilakukan dengan puskesmas dan fasilitas kesehatan setempat untuk memastikan kelancaran proses penjemputan dan pengantaran pasien. Prioritas diberikan pada kondisi darurat persalinan atau kebutuhan pemeriksaan mendesak yang tidak dapat ditunda. Informasi mengenai nomor kontak dan prosedur lengkap akan disosialisasikan secara luas melalui berbagai media dan komunitas lokal, termasuk posyandu dan RT/RW, untuk memastikan setiap ibu hamil di Kota Blitar mengetahui dan dapat memanfaatkan fasilitas ini.
Keputusan Wawali Elim Tyu Samba ini bukan hanya sekadar penggantian fungsi sebuah mobil, melainkan sebuah simbol pergeseran paradigma dalam pelayanan publik. Ini adalah bukti bahwa kebijakan pemerintah dapat secara langsung menyentuh dan memberikan solusi nyata bagi masalah-masalah dasar masyarakat. Dengan mengalihkan fokus dari kemewahan fasilitas pribadi ke kebutuhan mendesak masyarakat, ia telah menciptakan standar baru bagi pejabat publik. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berempati dan berorientasi pada rakyat akan selalu menemukan jalan untuk memberikan dampak positif yang maksimal, bahkan dengan sumber daya yang sama. Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi pendekatan serupa, di mana fasilitas pemerintah dapat dioptimalkan untuk kepentingan sosial.
"Semoga layanan ini bisa dirasakan manfaatnya dengan baik demi mengurangi angka kematian bumil dan bayi," pungkas Elim Tyu Samba, merefleksikan harapan tulusnya terhadap keberhasilan program ini. Dengan adanya "Mbak Waw Peduli Bumil", Kota Blitar tidak hanya memiliki seorang Wakil Wali Kota yang visioner, tetapi juga sebuah contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang berpihak pada rakyat dapat mengubah sebuah aset menjadi harapan, dari simbol kemewahan menjadi perpanjangan tangan kasih sayang dan pelayanan. Ini adalah investasi bukan hanya dalam bentuk kendaraan, melainkan investasi dalam kesehatan, kehidupan, dan masa depan generasi penerus Kota Blitar.
rakyatindependen.id



