Duka Mendalam di Jalur Bromo: Bus Rombongan Tenaga Kesehatan Kecelakaan Maut, Delapan Meninggal, Penanganan Optimal Diupayakan.

Probolinggo (rakyatindependen.id) – Pagi yang cerah di awal pekan mendadak diselimuti kabut duka yang tebal setelah sebuah insiden tragis mengguncang jalur wisata Bromo, tepatnya di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Minggu (14/9/2025) siang, sebuah bus pariwisata yang sarat penumpang, mayoritas rombongan tenaga kesehatan, mengalami kecelakaan tunggal yang menelan korban jiwa delapan orang dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa nahas ini sontak menarik perhatian nasional, menyoroti kembali isu keselamatan transportasi di jalur pegunungan yang menantang.

Bus dengan nomor polisi P-7221-UG tersebut mengangkut 52 penumpang, yang diketahui merupakan rombongan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Mereka dalam perjalanan dinas atau rekreasi, sebuah momen yang seharusnya penuh kegembiraan dan kebersamaan, namun berakhir dengan tragedi memilukan. Saksi mata di lokasi kejadian menggambarkan suasana chaos pasca-kecelakaan. Warga sekitar yang pertama kali tiba di lokasi melihat bus terguling dengan kondisi rusak parah, beberapa bagian bodi ringsek, dan puing-puing berserakan di sekitar jalan. Tangisan dan rintihan korban terdengar memilukan, menyelimuti keheningan pegunungan.

Direktur RS Bina Sehat Jember, dr. Faida, dengan suara bergetar menahan duka, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas insiden yang merenggut nyawa delapan rekan sejawatnya. "Ini adalah pukulan berat bagi keluarga besar RS Bina Sehat Jember. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berdedikasi melayani masyarakat. Kami memastikan pihak rumah sakit akan memberikan pendampingan penuh bagi keluarga korban, baik secara moral, psikologis, maupun administratif," ujar dr. Faida dalam konferensi pers singkat yang diadakan sesaat setelah kabar duka itu tersebar. Ia menambahkan bahwa tim khusus telah dibentuk untuk mengelola krisis ini, termasuk koordinasi dengan pihak kepolisian dan rumah sakit rujukan.

Proses evakuasi korban menjadi prioritas utama. Kapolres Probolinggo, AKBP M. Wahyudin Latif, yang langsung terjun ke lokasi kejadian, menjelaskan betapa kompleksnya medan evakuasi. "Jalur ini memang menantang, dengan tanjakan dan turunan curam serta tikungan tajam. Namun, kami bersyukur atas kesigapan warga sekitar yang bahu-membahu membantu proses evakuasi. Bersama tim gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan, kami berupaya semaksimal mungkin agar para korban bisa segera mendapatkan pertolongan medis," tegas AKBP Latif, sembari mengawasi langsung jalannya evakuasi yang berlangsung dramatis. Tim penyelamat harus ekstra hati-hati mengevakuasi korban yang terjepit di antara reruntuhan bus, menggunakan peralatan khusus untuk memotong bagian-bagian bodi bus yang menghimpit.

Dari 52 penumpang bus, delapan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian atau dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara itu, 44 penumpang lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari luka ringan hingga cedera berat seperti patah tulang dan trauma kepala. Korban yang meninggal dunia terdiri dari tujuh jenazah yang langsung dievakuasi ke RS Mohamad Saleh Probolinggo, sementara satu jenazah lainnya dirujuk dari RS Daerah Tongas setelah sempat mendapatkan penanganan awal. Identifikasi para korban meninggal dunia dilakukan dengan cermat, melibatkan tim forensik untuk memastikan tidak ada kesalahan data sebelum jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.

Penanganan korban luka-luka juga dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Mereka disebar ke beberapa fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis segera. Puskesmas Sukapura dan Puskesmas Wonomerto menjadi lokasi awal penanganan darurat bagi korban dengan luka ringan hingga sedang. Bagi korban dengan luka serius, mereka segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap, seperti RSUD dr. Mohamad Saleh Probolinggo dan beberapa rumah sakit swasta di sekitar wilayah Probolinggo dan Jember. Ambulans dari berbagai instansi, termasuk kepolisian, dinas kesehatan, dan lembaga swadaya masyarakat, hilir mudik mengangkut korban, menunjukkan respons cepat dan terpadu dari berbagai pihak.

Dr. Faida juga mengapresiasi bantuan pengawalan dari kepolisian yang sangat vital dalam melancarkan proses evakuasi dan rujukan korban. "Kami berterima kasih yang tak terhingga kepada jajaran Polres Probolinggo dan seluruh pihak yang sigap membantu sejak awal kejadian. Tanpa koordinasi yang baik, penanganan korban tentu akan lebih sulit dan memakan waktu," ujarnya. Dukungan ini mencakup pengawalan ambulans agar bisa menembus kemacetan atau medan sulit, serta pengamanan lokasi kejadian untuk mempermudah kerja tim penyelamat dan investigasi.

Mengenai penyebab pasti kecelakaan, Kapolres Latif menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung secara intensif. Tim Traffic Accident Analysis (TAA) dari kepolisian telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara menyeluruh. "Kami mengumpulkan semua bukti, mulai dari kondisi jalan, jejak rem, kondisi teknis bus, hingga keterangan saksi mata dan pengemudi yang selamat. Semua aspek akan diinvestigasi secara mendalam untuk mengungkap penyebab pasti tragedi ini," jelasnya. Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar dan tidak berspekulasi mengenai penyebab kecelakaan, menunggu hasil pemeriksaan resmi dari pihak kepolisian yang akan disampaikan secara transparan.

Kecelakaan ini sekali lagi menjadi pengingat pahit akan pentingnya keselamatan berlalu lintas, terutama di jalur-jalur rawan kecelakaan. Selain faktor teknis kendaraan dan kondisi jalan, faktor manusia, seperti kelelahan pengemudi atau kurangnya kehati-hatian, seringkali menjadi pemicu utama. Pihak kepolisian dan dinas perhubungan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap kelaikan jalan kendaraan umum, terutama bus pariwisata yang mengangkut banyak penumpang.

"Kami memastikan seluruh penanganan dilakukan semaksimal mungkin, dari evakuasi, perawatan medis, hingga proses investigasi. Keselamatan korban dan kelancaran proses penyelidikan menjadi prioritas utama kami. Kami juga akan menindak tegas jika ditemukan adanya kelalaian yang menyebabkan tragedi ini," pungkas AKBP Latif, menegaskan komitmennya untuk memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga. Tragedi di jalur Bromo ini meninggalkan luka mendalam bagi banyak pihak, namun juga membangkitkan semangat kebersamaan dan kepedulian dalam menghadapi musibah. Kedepannya, diharapkan ada evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa terulang, demi keselamatan seluruh pengguna jalan.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Exit mobile version