Nasional

Jejak Tersembunyi Pembunuh di Pacitan: K-9 Polda Jatim Buru AS Alias Wawan, Polisi Perluas Radius Pencarian Setelah Indikasi Pelaku Keluar Desa Temon

Perburuan terhadap AS alias Wawan, seorang buronan yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan keji terhadap mantan ibu mertuanya di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, terus digencarkan dengan intensitas tinggi. Hingga Selasa (23/9/2025) pagi, upaya penangkapan ini memasuki babak baru yang lebih serius, ditandai dengan pengerahan Unit K-9 dari Kepolisian Daerah Jawa Timur. Langkah ini menunjukkan keseriusan aparat dalam melacak dan menangkap pelaku yang keberadaannya masih misterius dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Pacitan.

Insiden tragis yang mengguncang Dusun Drono terjadi pada Sabtu (20/9/2025) malam. AS alias Wawan, dengan motif yang masih dalam pendalaman, diduga menghabisi nyawa mantan ibu mertuanya secara brutal. Kekejaman aksi ini sontak menciptakan gelombang ketakutan dan kemarahan di kalangan warga. Kabar mengenai pembunuhan tersebut menyebar dengan cepat, mengubah suasana tenang desa menjadi mencekam. Sejak saat itu, AS alias Wawan menjadi target utama operasi pencarian berskala besar yang melibatkan berbagai elemen kepolisian.

Pengerahan K-9 Squad dari Polda Jawa Timur merupakan strategi kunci dalam upaya pelacakan ini. Unit K-9 dikenal memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa dan terlatih khusus untuk melacak jejak manusia, mendeteksi bahan peledak, atau mencari korban bencana. Anjing-anjing pelacak ini, yang umumnya berasal dari ras seperti German Shepherd atau Belgian Malinois, telah melalui pelatihan ketat untuk mengidentifikasi dan mengikuti jejak aroma spesifik yang ditinggalkan seseorang. Dalam operasi kali ini, tim K-9 membawa serta barang-barang pribadi milik AS alias Wawan, yaitu sebuah helm dan kaus kaki. Benda-benda ini berfungsi sebagai "pemicu" aroma, memberikan anjing pelacak titik awal yang jelas untuk mengendus jejak pelaku.

Proses pelacakan dimulai di lokasi kejadian, rumah korban di Dusun Drono. Anjing pelacak dengan cermat mengitari area rumah, mencari konsentrasi aroma terkuat yang ditinggalkan pelaku. Setelah mengidentifikasi jejak yang paling segar, hewan terlatih itu mulai bergerak, mengikuti arah yang ditunjukkan oleh naluri penciumannya yang tajam. Jejak tersebut membawa anjing-anjing itu bergerak ke arah belakang rumah korban, melintasi pekarangan, mungkin melewati semak-semak atau lahan kosong, hingga akhirnya tiba di tepi sebuah sungai.

Di area tepi sungai tersebut, tim pelacak dari kepolisian menemukan beberapa sisa-sisa jejak yang diduga kuat milik AS alias Wawan. Jejak ini bisa berupa tapak kaki yang samar, ranting yang patah, atau indikasi lain yang menguatkan dugaan bahwa pelaku sempat berada di lokasi tersebut sebelum melanjutkan pelariannya. Namun, pelacakan ini menemui tantangan signifikan. Di seberang sungai, terhampar jaringan jalur tembus yang rumit dan mengarah ke beberapa desa lain. Kondisi geografis ini, dengan adanya sungai sebagai batas alami dan banyaknya pilihan jalur pelarian, menyulitkan anjing pelacak untuk secara pasti menentukan arah gerak pelaku selanjutnya. Aroma bisa saja tersebar atau tercampur, atau pelaku mungkin telah mengambil langkah-langkah untuk menyamarkan jejaknya di area tersebut.

Jejak Tersembunyi Pembunuh di Pacitan: K-9 Polda Jatim Buru AS Alias Wawan, Polisi Perluas Radius Pencarian Setelah Indikasi Pelaku Keluar Desa Temon

Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pelacakan awal dan terhambatnya jejak di area sungai tersebut, ada kemungkinan besar pelaku sudah keluar dari wilayah Desa Temon. "Dari hasil pelacakan, ada kemungkinan pelaku sudah keluar dari Desa Temon. Beberapa akses tembus mengarah ke Desa Jetis Kidul maupun Kedungbendo," ungkap AKP Choirul Maskanan pada Selasa (23/9/2025). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa polisi harus memperluas cakupan area pencarian secara signifikan, tidak lagi hanya berfokus pada Desa Temon dan sekitarnya, melainkan merambah ke desa-desa tetangga yang berpotensi menjadi tujuan pelarian pelaku.

Desa Jetis Kidul dan Kedungbendo, yang disebut-sebut sebagai kemungkinan tujuan pelarian, adalah desa-desa tetangga yang memiliki konektivitas jalur darat dengan Desa Temon. Kondisi geografis Pacitan yang didominasi perbukitan, hutan, dan jalur-jalur pedesaan yang belum tentu terjangkau oleh transportasi umum, bisa menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi pelaku dan aparat. Bagi pelaku, medan yang berat bisa menjadi tempat persembunyian yang ideal. Namun, bagi aparat, area yang luas dan terpencil ini juga memerlukan sumber daya dan strategi pencarian yang lebih besar.

Menyikapi kemungkinan pelaku yang sudah berpindah wilayah, AKP Choirul Maskanan menegaskan bahwa polisi tidak akan mengendurkan upaya pencarian. Sebaliknya, aparat akan memperluas penyisiran hingga ke wilayah hutan dan desa-desa sekitar yang berbatasan langsung dengan Temon, Jetis Kidul, dan Kedungbendo. "Kami pastikan pencarian tidak akan berhenti. Seluruh personel akan dimaksimalkan agar pelaku segera tertangkap, mengingat warga sudah sangat resah," tegasnya.

Pernyataan ini mencerminkan komitmen kuat dari pihak kepolisian untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Keresahan warga bukanlah tanpa alasan. Keberadaan seorang buronan pelaku pembunuhan yang masih bebas tentu menimbulkan kekhawatiran akan potensi ancaman atau kejahatan serupa. Warga di Dusun Drono dan desa-desa sekitar hidup dalam ketidakpastian, berharap agar pelaku segera ditangkap dan keadilan dapat ditegakkan. Proses pencarian ini melibatkan koordinasi antar unit kepolisian, mungkin juga melibatkan bantuan dari warga sekitar yang memiliki pengetahuan tentang medan atau orang asing yang mencurigakan.

Pembunuhan terhadap mantan ibu mertua ini, yang diduga dilakukan secara brutal pada Sabtu (20/9/2025) malam, masih menyisakan banyak pertanyaan. Motif di balik tindakan keji ini masih menjadi objek penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian. Apakah ini terkait dengan dendam pribadi, masalah keluarga, atau faktor lain yang mendorong AS alias Wawan melakukan perbuatan tersebut? Sampai pelaku tertangkap, misteri ini akan terus menyelimuti kasus tersebut.

Dengan pengerahan K-9 dan perluasan area pencarian, aparat berharap dapat segera menemukan AS alias Wawan. Penangkapan pelaku tidak hanya akan mengakhiri keresahan masyarakat, tetapi juga menjadi langkah awal dalam proses hukum untuk mengungkap motif sebenarnya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Polisi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta segera melapor jika menemukan informasi atau melihat orang yang mencurigakan yang memiliki ciri-ciri mirip dengan AS alias Wawan. Kerjasama antara aparat dan masyarakat sangat vital dalam situasi seperti ini untuk memastikan keamanan dan ketertiban. Kasus ini menjadi prioritas utama bagi Polres Pacitan dan Polda Jawa Timur, dengan harapan besar bahwa perburuan panjang ini akan segera membuahkan hasil.

rakyatindependen.id

Jejak Tersembunyi Pembunuh di Pacitan: K-9 Polda Jatim Buru AS Alias Wawan, Polisi Perluas Radius Pencarian Setelah Indikasi Pelaku Keluar Desa Temon

Related Articles