Tragedi pilu kembali menyelimuti Jalan Raya Randegan, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, pada Kamis dini hari, 23 Oktober 2025. Sebuah insiden lalu lintas beruntun yang melibatkan tiga kendaraan—sepeda motor, truk tangki bermuatan air, dan mobil Toyota Kijang Innova—telah merenggut satu nyawa secara tragis dan menyebabkan satu korban lainnya mengalami luka berat. Peristiwa mengerikan ini terjadi sekitar pukul 01.35 WIB, mengubah ketenangan malam menjadi kancah duka dan kepanikan, meninggalkan jejak kerusakan dan pertanyaan besar mengenai penyebab pasti di balik kecelakaan fatal tersebut.
Jalan Raya Randegan, yang pada jam-jam normal merupakan salah satu arteri vital di Kota Mojokerto, menjadi saksi bisu insiden berdarah ini. Pada dini hari, saat kebanyakan warga terlelap, jalanan cenderung sepi dan gelap, kondisi yang seringkali menjadi faktor penentu dalam kecelakaan lalu lintas. Insiden ini menyoroti betapa rentannya keselamatan di jalan raya, terutama pada waktu-waktu minim penerangan dan pengawasan. Pihak berwenang, Satlantas Polres Mojokerto Kota, segera bergerak cepat setelah menerima laporan, mengerahkan tim ke lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang mendalam.
Berdasarkan kronologi awal yang berhasil dihimpun dari lapangan, kecelakaan bermula ketika sebuah sepeda motor dengan nomor polisi S 4372 VI melaju dari arah Jalan Raya Sekar Putih menuju Jalan Raya Randegan. Kendaraan roda dua tersebut dikendarai oleh Wahyu Arif (44) dan membonceng rekannya, Dika Putra Pramudia (23). Keduanya berasal dari alamat yang sama, yakni Dusun Kweden Kembar RT 03 RW 05, Desa Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Pada jam-jam tersebut, diduga kecepatan kendaraan menjadi salah satu faktor yang perlu diselidiki, mengingat kondisi jalan yang lengang kerap memicu pengendara untuk melaju lebih cepat dari batas aman.
Setibanya di lokasi kejadian, nahas tak dapat dihindari. Sepeda motor yang ditumpangi Wahyu Arif dan Dika Putra Pramudia diduga kuat menabrak bagian belakang sebuah truk tangki air bernomor polisi S 9675 UR yang tengah melintas searah atau baru saja berbelok. Benturan awal antara sepeda motor dan truk tangki ini sangat keras, menyebabkan pengendara dan penumpangnya, Wahyu Arif dan Dika, terpental dan terjatuh ke badan jalan. Kondisi jalan yang gelap dan minimnya pencahayaan di lokasi kejadian kemungkinan besar memperparah situasi, membuat pengemudi truk tangki sulit mendeteksi keberadaan sepeda motor atau sebaliknya.
Penderitaan korban belum berakhir sampai di situ. Dalam hitungan detik setelah mereka terjatuh di aspal, dari arah yang sama, melaju sebuah mobil Toyota Kijang Innova bernomor polisi AG 1867 WG. Diduga karena jarak yang terlalu dekat, atau kurangnya visibilitas terhadap korban yang tergeletak di jalan, pengemudi Innova tidak dapat mengerem atau menghindar tepat waktu. Mobil Innova tersebut langsung menyambar tubuh Wahyu Arif yang tergeletak di badan jalan. Benturan kedua ini menjadi pukulan fatal yang merenggut nyawa Wahyu Arif di tempat kejadian.
Wahyu Arif, seorang pria berusia 44 tahun asal Dusun Kweden Kembar, Desa Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, dinyatakan meninggal dunia seketika akibat luka parah yang dideritanya. Kondisi tubuhnya yang terhantam dua kali oleh kendaraan besar mengindikasikan tingkat keparahan insiden ini. Sementara itu, rekannya, Dika Putra Pramudia (23), yang juga berasal dari alamat yang sama, mengalami luka berat di bagian kepala. Dika segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Wahidin Sudiro Husodo untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Kondisinya dilaporkan kritis, dan tim medis berjuang keras untuk menyelamatkan nyawanya serta memulihkan luka-luka serius yang dideritanya.
Petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Mojokerto Kota yang tiba di lokasi segera mengambil alih situasi. Langkah pertama adalah mengamankan area kejadian untuk mencegah insiden lebih lanjut dan memulai proses olah TKP. Proses olah TKP ini sangat krusial untuk mengumpulkan bukti-bukti fisik, seperti posisi akhir kendaraan, bekas pengereman, serpihan kendaraan, dan tanda-tanda lain di jalan yang dapat membantu merekonstruksi peristiwa. Petugas juga meminta keterangan dari sejumlah saksi mata yang kebetulan berada di sekitar lokasi atau yang terbangun karena suara benturan keras.
Setelah proses olah TKP awal selesai, kedua korban segera dievakuasi. Jenazah Wahyu Arif dibawa ke kamar jenazah RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk autopsi jika diperlukan, guna memastikan penyebab kematian secara medis. Sementara itu, Dika Putra Pramudia, dengan luka kepala yang serius, langsung mendapatkan perawatan darurat di unit gawat darurat rumah sakit yang sama. Seluruh upaya medis difokuskan untuk menstabilkan kondisinya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk pemulihan.
Ketiga kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan maut ini – sepeda motor S 4372 VI, truk tangki S 9675 UR, dan mobil Toyota Kijang Innova AG 1867 WG – juga telah diamankan oleh pihak kepolisian. Kendaraan-kendaraan tersebut akan menjalani pemeriksaan forensik untuk mencari petunjuk tambahan, seperti kerusakan pada masing-masing bagian yang dapat menjelaskan detail benturan, kecepatan, atau bahkan kemungkinan adanya malfungsi teknis. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan beruntun ini. Proses penyelidikan akan mencakup analisis rekaman CCTV jika tersedia di sekitar lokasi, pemeriksaan kondisi mekanis kendaraan, serta wawancara mendalam dengan para pengemudi yang terlibat dan saksi-saksi lainnya.
Salah satu saksi mata, Rohid (46), yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi begitu cepat dan mengejutkan. "Motor itu kelihatannya ngebut, terus langsung nabrak truk tangki. Setelah jatuh, mobil dari arah yang sama juga lewat, langsung menyambar," ungkap Rohid dengan nada prihatin, Kamis (23/10/2025). Kesaksian Rohid memperkuat dugaan awal mengenai kecepatan sepeda motor dan kecepatan reaksi yang sangat minim bagi pengemudi Innova untuk menghindari tubuh korban yang tergeletak di jalan. Kondisi jalan yang minim penerangan di dini hari memang seringkali menjadi faktor krusial yang mengurangi jarak pandang dan waktu reaksi pengemudi.
Kecelakaan seperti ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya kewaspadaan ekstra saat berkendara, terutama pada jam-jam rawan seperti dini hari. Faktor-faktor seperti kelelahan, kecepatan berlebih, kurangnya konsentrasi, dan kondisi jalan yang gelap seringkali menjadi pemicu utama. Pihak kepolisian tidak hanya berfokus pada penegakan hukum, tetapi juga terus mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas, menggunakan helm standar, menjaga jarak aman, dan menghindari berkendara dalam kondisi mengantuk atau di bawah pengaruh alkohol. Tragedi di Magersari ini menambah daftar panjang korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia, sebuah fenomena yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, hingga kesadaran individu para pengguna jalan.
Keluarga korban, baik Wahyu Arif yang meninggal dunia maupun Dika Putra Pramudia yang masih berjuang di rumah sakit, kini harus menghadapi duka yang mendalam. Kehilangan seorang anggota keluarga secara mendadak akibat kecelakaan adalah pukulan berat yang akan meninggalkan trauma mendalam. Sementara itu, bagi Dika, perjalanan pemulihan dari luka berat di kepala akan menjadi tantangan panjang yang membutuhkan dukungan penuh dari keluarga dan tim medis. Masyarakat Mojokerto turut merasakan duka atas insiden ini, berharap agar kasus ini segera terungkap secara terang benderang dan keadilan dapat ditegakkan. Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pengguna jalan agar lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan demi mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.
rakyatindependen.id