Menyambut Usia ke-348, Bojonegoro Gelar Spektrum Perayaan Penuh Makna: Dari Ziarah Leluhur hingga Festival Pemuda Inovatif

Kabupaten Bojonegoro bersiap menyambut Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 dengan penuh semangat dan kemeriahan, menghadirkan serangkaian acara yang dirancang untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat. Perayaan yang berlangsung sepanjang bulan Oktober hingga awal November 2025 ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah manifestasi komitmen daerah dalam memadukan kekayaan edukasi, kebudayaan luhur, kepedulian sosial, dan hiburan rakyat. Setiap elemen dalam rangkaian acara ini dirajut untuk memperkuat ekspresi identitas Bojonegoro yang kaya sejarah dan penuh potensi, sekaligus mendorong partisipasi aktif warganya dalam membangun masa depan yang gemilang. Ini adalah momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang Bojonegoro, mengapresiasi warisan leluhur, dan memupuk semangat inovasi di kalangan generasi muda.

Ketua Panitia HJB, Arief Nanang Sugianto, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora) Kabupaten Bojonegoro, menjelaskan bahwa peringatan tahun ini dibuka dengan nuansa sakral dan penuh penghormatan. Kegiatan perdana yang menandai dimulainya rangkaian HJB adalah ziarah makam leluhur, sebuah tradisi yang dipegang teguh untuk mengenang dan menghargai para pendiri serta tokoh-tokoh penting Bojonegoro. Ziarah ini dijadwalkan berlangsung pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, dan Sabtu, 18 Oktober 2025, mengundang refleksi spiritual dan pengenalan sejarah bagi seluruh peserta. “Rangkaian HJB diawali dengan ziarah ke makam para leluhur yang telah berjasa besar dalam sejarah Bojonegoro, seperti Haryo Matahun, Adipati Joyonegoro, Kanjeng Sumantri, Raden Mas Bagus Lancing Kusumo, hingga petilasan Prabu Angling Dharma. Ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap jejak langkah mereka yang telah membentuk Bojonegoro seperti saat ini,” ujar Arief, pada Kamis, 16 Oktober 2025. Prosesi ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa memiliki dan cinta tanah air di kalangan masyarakat.

Setelah sentuhan spiritual, rangkaian acara beralih ke dimensi edukasi yang tak kalah penting. Pada tanggal 18 hingga 19 Oktober 2025, perhatian akan tertuju pada Educamp Geopark Bojonegoro. Kegiatan ini dirancang khusus untuk 100 anggota Saka Pariwisata terpilih, membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang kekayaan geologi Bojonegoro yang menakjubkan. Para peserta akan diajak untuk mengeksplorasi dan mendalami potensi destinasi wisata unggulan berbasis geologi, serta mengikuti edutrip geopark yang imersif. Melalui kegiatan ini, Bojonegoro tidak hanya ingin memperkenalkan keindahan alamnya, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya konservasi dan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang melibatkan generasi muda sebagai garda terdepan. Mereka diharapkan menjadi duta yang mampu mempromosikan Bojonegoro sebagai destinasi geopark yang unik dan menarik.

Kebudayaan lokal Bojonegoro juga mendapatkan porsi perhatian yang sangat besar dalam perayaan HJB ke-348 ini. Salah satu pertunjukan yang dinantikan adalah penampilan Reog oleh komunitas Pajarebo yang akan digelar pada 18 Oktober di Kayangan Api, sebuah lokasi yang memiliki nilai historis dan spiritual tinggi. Pertunjukan ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga upaya pelestarian seni tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Bojonegoro. Keesokan harinya, para pelajar SMP dan SMA akan berkesempatan mengikuti Coaching Clinic pengenalan kesenian Reog, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan regenerasi seniman Reog di masa depan. Kegiatan ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan generasi dalam melestarikan warisan budaya yang adiluhung.

Momen puncak dari rangkaian acara budaya ini akan ditandai dengan prosesi sakral pengambilan api abadi dari Kayangan Api. Api yang tak pernah padam ini akan diarak dan dibawa menuju Pendopo Pemkab Bojonegoro, melambangkan semangat yang tak pernah padam dan harapan abadi bagi kemajuan daerah. Malam harinya, tepat pukul 19.00 WIB, akan diselenggarakan tasyakuran dan penyemayaman api abadi yang khidmat. “Tahun ini, kami secara khusus mendorong setiap desa di seluruh wilayah Bojonegoro untuk turut serta dalam perayaan ini dengan menggelar tasyakuran dan doa bersama di wilayah masing-masing. Sementara itu, untuk tingkat kabupaten, acara tasyakuran akan dipusatkan di Pendopo Malowopati,” imbuh Arief. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang lebih luas, menjadikan HJB sebagai perayaan yang benar-benar dirasakan oleh seluruh warga Bojonegoro, dari kota hingga pelosok desa.

Puncak peringatan HJB ke-348 akan mencapai klimaksnya pada hari Senin, 20 Oktober 2025, dengan upacara akbar yang digelar di Alun-alun Bojonegoro. Upacara ini akan dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal yang melibatkan 348 pelaku seni, angka yang secara simbolis merepresentasikan usia Kabupaten Bojonegoro. Pertunjukan ini menjanjikan pengalaman visual dan kultural yang spektakuler, menampilkan beragam atraksi seni tradisional yang memesona. Di antaranya adalah Tari Sufi, sebuah tarian spiritual yang memancarkan kedamaian dan keindahan; Wak Tangsil, kesenian khas Bojonegoro yang kaya akan narasi lokal; Dadak Merak, bagian tak terpisahkan dari Reog yang menampilkan keagungan dan kekuatan; Oklik, musik tradisional yang membangkitkan semangat; Tentara Cilik, yang menampilkan kedisiplinan dan semangat patriotisme anak-anak; serta Semapur, atraksi komunikasi visual yang unik. Seluruh elemen ini akan berpadu menciptakan sebuah pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat makna dan kebanggaan akan warisan budaya Bojonegoro.

Tak berhenti di situ, usai upacara puncak, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro akan meresmikan Museum Rajekwesi, sebuah institusi baru yang menempati gedung eks kantor Inspektorat. Peresmian ini akan diwarnai dengan acara bertajuk boyong museum, sebuah prosesi pemindahan koleksi yang melibatkan pelajar dan mahasiswa. Museum Rajekwesi diharapkan menjadi pusat edukasi dan konservasi sejarah serta budaya lokal, tempat di mana generasi muda dapat belajar tentang warisan leluhur dan memahami akar identitas Bojonegoro. Dengan adanya museum ini, Bojonegoro semakin memperkaya khazanah kebudayaannya, memberikan ruang bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan sejarah dan nilai-nilai luhur yang diwariskan.

Selain kegiatan seremonial dan kebudayaan, agenda sosial juga menjadi prioritas dalam perayaan HJB tahun ini. Salah satu bentuk kepedulian sosial yang disiapkan adalah penyaluran bantuan untuk para pedagang rengkek mlijo. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung sektor informal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Di sisi lain, hiburan rakyat juga disiapkan untuk memeriahkan suasana. Penyanyi kondang Deny Caknan akan hadir menghibur warga Bojonegoro pada hari Kamis, 23 Oktober 2025, di halaman terbuka GoFun Bojonegoro. Kehadiran Deny Caknan diharapkan dapat menjadi magnet yang menarik perhatian masyarakat luas, menciptakan suasana riang gembira, dan memberikan hiburan yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai penutup rangkaian perayaan, Bojonegoro akan menggelar sebuah acara yang berorientasi pada generasi muda, yaitu Bojonegoro Youth Festival. Festival ini akan berlangsung selama dua hari, pada 24 hingga 25 Oktober 2025, di GOR Utama, menjadi wadah bagi kreativitas, inovasi, dan potensi kaum muda Bojonegoro. Berbagai kegiatan menarik telah disiapkan, di antaranya adalah pameran Young Entrepreneur Bojonegoro, yang menampilkan karya-karya inovatif dan produk-produk unggulan dari wirausahawan muda setempat. Ada pula festival olahraga tradisional, yang bertujuan untuk melestarikan permainan-permainan rakyat dan mendorong gaya hidup sehat. Kompetisi Battle of Mind akan menguji kecerdasan dan kemampuan berpikir kritis para pemuda, sementara Parade Youth Performance akan menjadi panggung bagi berbagai talenta seni, mulai dari musik, tari, hingga drama. Tak ketinggalan, Costume Parade Cocobo (Community Collaboration Bojonegoro) akan memamerkan kreativitas dalam berbusana, serta workshop membatik dan barista yang memberikan keterampilan praktis dan peluang kewirausahaan. Malam puncak festival akan menjadi ajang penganugerahan pemuda berprestasi dan wiramuda terbaik, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka. Acara ini akan semakin spesial dengan penampilan musisi kenamaan Bondan Prakoso, yang dikenal dengan lagu-lagu inspiratifnya, memberikan semangat dan motivasi kepada para pemuda Bojonegoro untuk terus berkarya.

Seluruh rangkaian perayaan HJB ke-348 akan ditutup dengan sebuah acara yang penuh energi dan kebersamaan, yakni Medhayoh Night Run. Lomba lari malam massal ini akan diselenggarakan pada Sabtu, 1 November 2025. Dengan tema "Medhayoh" yang berarti bertamu atau menyambut, acara ini bukan sekadar ajang olahraga, melainkan simbol semangat kebersamaan, persahabatan, dan keramahan warga Bojonegoro. Ribuan peserta diharapkan tumpah ruah di jalanan kota, menikmati suasana malam yang ceria sambil berolahraga, sekaligus mengukuhkan rasa persatuan dalam memperingati hari jadi daerah tercinta. Medhayoh Night Run menjadi penutup yang sempurna, meninggalkan kesan mendalam tentang Bojonegoro yang dinamis, bersatu, dan siap menyongsong masa depan dengan optimisme.

[lus/beq/rakyatindependen.id]

Exit mobile version