Misteri Kematian Wanita Paruh Baya di Warung Pinggir Bypass Wilangan Madiun, Polisi Selidiki Dugaan Tak Wajar

Madiun – Sebuah kabar mengejutkan mengguncang ketenangan warga Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, pada Kamis (16/10/2025) siang. Penemuan sesosok mayat perempuan di dalam sebuah warung makan sederhana yang terletak di kawasan strategis Bypass Wilangan memicu kepanikan dan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Korban, yang kemudian diidentifikasi sebagai Sundari (55), warga asli Dusun Sampung, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, tergeletak kaku di lantai warung yang selama ini menjadi tempat tinggal sekaligus ladang penghidupannya. Kejadian ini sontak menjadi perbincangan hangat, menyisakan duka mendalam bagi mereka yang mengenal almarhumah, sekaligus memunculkan berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya yang mendadak.

Warung semi-permanen yang didirikan di pinggir Bypass Wilangan, jalur ramai yang menghubungkan Madiun dengan berbagai kota lain, biasanya tak pernah sepi dari aktivitas. Aroma masakan dan celotehan pembeli seringkali menghiasi suasana di sana. Namun, sejak Rabu pagi (15/10/2025), warung milik Sundari tampak sunyi tak berpenghuni, memicu kecurigaan dari para tetangga dan warga sekitar yang biasa melihatnya beraktivitas. Keheningan yang tidak biasa itu menjadi awal mula terkuaknya tragedi yang menyelimuti kehidupan wanita paruh baya tersebut.

Ensiana, pemilik bangunan yang dikontrak oleh Sundari, menjadi saksi kunci dalam peristiwa ini. Ia menuturkan bahwa Sundari telah menyewa warung tersebut selama dua tahun terakhir. Selama itu, almarhumah dikenal sebagai sosok yang ramah dan rajin. Setiap pagi, Sundari selalu terlihat sibuk mempersiapkan dagangannya, menyambut pelanggan dengan senyum, dan menjalankan rutinitasnya sebagai pemilik warung. Oleh karena itu, ketika Ensiana tidak melihat Sundari beraktivitas sejak Rabu pagi, ia mulai merasa ada yang tidak beres.

“Saya terakhir bertemu Sundari hari Rabu pagi sekitar jam 6. Dia sempat ke rumah saya untuk meminjam parutan kelapa,” kenang Ensiana dengan raut wajah masih menunjukkan gurat kesedihan dan kebingungan. Pertemuan singkat itu menjadi interaksi terakhir antara keduanya. Setelah itu, Sundari seolah lenyap ditelan kesibukan Bypass Wilangan. Ensiana tidak lagi melihat pergerakan di warung, dan pintu warung pun tetap tertutup rapat.

Kecurigaan Ensiana semakin menguat ketika ia mencoba menghubungi ponsel korban pada siang hari di hari Rabu yang sama. Berulang kali panggilan telepon dilayangkan, namun hanya nada sambung yang terdengar tanpa ada jawaban. Ponsel Sundari seolah tak bertuan, membuat kekhawatiran Ensiana memuncak. Ia mencoba menenangkan diri, berpikir mungkin Sundari sedang pergi ke suatu tempat atau sedang beristirahat. Namun, seiring berjalannya waktu, kekhawatiran itu berubah menjadi kegelisahan yang tak tertahankan. Hingga Rabu malam dan Kamis pagi, warung Sundari tetap sepi, ponselnya tak juga bisa dihubungi, dan keberadaan Sundari menjadi misteri.

Merasa ada hal yang ganjil, Ensiana akhirnya memutuskan untuk tidak berdiam diri. Pada Kamis siang, sekitar pukul 12.00 WIB, didampingi beberapa warga sekitar yang juga merasakan kejanggalan serupa, Ensiana berinisiatif untuk mendobrak pintu warung. Sebuah keputusan yang diambil setelah berbagai upaya untuk menghubungi dan memeriksa dari luar tidak membuahkan hasil. Dengan perasaan campur aduk antara cemas dan takut, pintu warung akhirnya terbuka paksa.

Pemandangan di dalam warung sontak membuat mereka terperangah. Tubuh Sundari tergeletak tak berdaya di lantai, dalam posisi terlentang. Wajahnya pucat pasi, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Suasana hening seketika menyelimuti ruangan, digantikan oleh teriakan histeris dari Ensiana dan warga yang ikut mendobrak pintu. Kabar penemuan mayat itu dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut, menarik perhatian puluhan warga lainnya yang berdatangan ke lokasi. Kerumunan warga yang ingin tahu dan simpati membanjiri area sekitar warung, menciptakan suasana tegang dan haru.

Tak lama setelah laporan diterima, tim dari Polres Madiun segera bergegas menuju lokasi kejadian. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi segera mengamankan area dengan memasang garis polisi (police line) untuk mencegah warga mendekat dan menjaga keaslian tempat kejadian perkara (TKP). Langkah ini krusial untuk memastikan tidak ada bukti-bukti penting yang rusak atau hilang sebelum tim identifikasi dan forensik bekerja. Warga yang berkerumun diminta untuk mundur, memberikan ruang bagi petugas untuk melakukan tugas mereka.

Beberapa petugas kepolisian berseragam dan berpakaian preman mulai melakukan pemeriksaan awal di dalam warung. Mereka mengamati kondisi jenazah, lingkungan sekitar, dan mencari petunjuk-petunjuk yang mungkin dapat menjelaskan penyebab kematian Sundari. Tim identifikasi yang dilengkapi dengan perlengkapan forensik khusus mulai bekerja dengan teliti. Mereka mengambil gambar, mengumpulkan sampel, dan mencatat setiap detail kecil yang mungkin relevan dengan penyelidikan. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian tingkat tinggi, karena setiap jejak bisa menjadi petunjuk berharga.

Penyidik juga segera menginterogasi Ensiana dan beberapa saksi mata lainnya yang berada di lokasi. Ensiana menceritakan kembali kronologi kecurigaannya, mulai dari terakhir bertemu Sundari hingga keputusan mendobrak pintu warung. Keterangan dari para saksi ini menjadi data awal yang sangat penting bagi polisi untuk merangkai gambaran kejadian. Mereka juga mencoba mencari tahu apakah Sundari memiliki riwayat penyakit tertentu atau masalah pribadi yang mungkin berkaitan dengan kematiannya.

Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab pasti kematian korban. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Madiun, melalui perwakilan yang ada di lokasi, menyatakan bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal dan semua kemungkinan sedang didalami. Jenazah Sundari telah dievakuasi dari lokasi kejadian dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani proses visum et repertum. Visum merupakan pemeriksaan medis terhadap jenazah yang dilakukan oleh dokter forensik untuk menentukan penyebab, waktu, dan cara kematian. Jika diperlukan, otopsi juga dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, terutama jika ada dugaan kematian tidak wajar atau tindak pidana.

Proses visum ini diharapkan dapat memberikan petunjuk medis yang jelas, apakah Sundari meninggal karena sakit alami, kecelakaan, atau bahkan ada indikasi tindak kekerasan. Hasil visum akan menjadi dasar utama bagi kepolisian dalam menentukan langkah selanjutnya dalam penyelidikan. Tanpa hasil resmi, semua spekulasi yang berkembang di masyarakat masih bersifat dugaan.

Kematian Sundari meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya. Kerabat yang datang ke lokasi kejadian terlihat tak kuasa menahan tangis. Mereka berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap misteri di balik kematian Sundari dan memberikan kejelasan atas peristiwa tragis ini. Komunitas di sekitar Bypass Wilangan juga merasakan kehilangan, mengingat Sundari adalah bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Sundari di balik pintu warungnya yang tertutup rapat itu?

Kasus penemuan mayat ini mengingatkan kembali pentingnya kepedulian sosial di tengah masyarakat. Kepekaan Ensiana dan warga sekitar yang merasa ada kejanggalan telah membuka tabir kematian Sundari, meskipun dengan cara yang tragis. Pihak kepolisian terus bekerja keras, mengumpulkan setiap kepingan informasi, menganalisis bukti-bukti, dan menunggu hasil pemeriksaan medis. Masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkan rumor atau spekulasi yang belum terbukti kebenarannya, dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak berwajib.

Penyelidikan yang sedang berlangsung mencakup berbagai aspek. Selain pemeriksaan TKP dan visum, polisi juga akan menelusuri latar belakang Sundari, riwayat kesehatannya, hingga kemungkinan adanya orang-orang yang memiliki masalah dengannya. Setiap informasi, sekecil apapun, akan menjadi bahan pertimbangan untuk merangkai kronologi dan penyebab kematian. Apakah ini murni tragedi pribadi, kecelakaan, ataukah ada unsur lain yang lebih gelap, waktu dan hasil penyelidikan yang akan mengungkapnya. Sementara itu, suasana duka dan tanda tanya masih menyelimuti Desa Pajaran dan sekitarnya, menanti jawaban atas misteri kematian Sundari di warung pinggir Bypass Wilangan Madiun.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Exit mobile version