BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Budidaya melon hidroponik di green house, kedengaran masih asing di telinga masyarakat. Pasalnya, selama ini, mereka tahunya menanam melon model konvensional itu.
Adalah Hj Suharyati seorang Kepala Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, yang berani membuat terobosan dengan membuat program ketahanan pangan desanya dengan membuat program budidaya melon hodroponik di Green house itu.
Suharyati memanfaatkan dana Ketahanan pangan di desanya untuk membuat terobosan membuat program Budidaya melon di green house.
“Program ini biayanya cukup mahal sebab harus membuat rumah dengan bahan galvalum dan penutup palstik pilihan. Kita harus beli polybag sejumlah tanaman dan selang untuk menyiram, termasuk mesin pompa air itu,” ungkapnya, Senin (13/1/2025)
Lanjut Suharyati, sebelumnya kita sudah pernah tanam sekali dan sukses. Namun, sebagian besar hasil panennya dibagikan ke perangkat desa, para ketua RT dan RW dan warga Desa Panjunan.
“Kali ini, kita tanam di lahan seluas 11 x 30 meter dengan tanaman 1.150 bibit melon jenis swetnet 9 yaitu melon kelas exclusive yang melonnya hanya dijual di supermarket karena rasanya manis dan enak serta harganya jauh di atas jenis melon yang di jual di toko buah dan di pasar-pasar itu,” kata Suharyati menegaskan.
Kebetulan, kita punya warga bernama Mas Nadi beserta istri yang memiliki pengalaman saat bekerja budidaya melon di Blitar. Merekan dpercaya untuk menangani budidaya melon hidroponik Green house itu.
“Bagi desa-desa yang ingin menengok budidaya melon hidroponik green house atau mau diskusi atau sekedar nanya-nanya ke ahlinya yaitu Mas Nadi, silahkan datang ke sini lokasinya ada di belakang Balai dan Kantor Desa Panjunan,” katanya menandaskan.
Pihaknya berharap semoga tanaman melon milik Pemdes Panjunan ini bebas dari hama dan bisa berhasil yang melimpah.
Sementara itu, Nadi (42) saat melakukan perawatan dan penyiraman melon kepada rakyatindependen.id membenarkan jika program budidaya melon hidroponik green house itu, menghemat lahan atau tak butuh lahan yang luas.
“Saat ini umur melon 45 hari dan bisa dipanen ketika umur 70 – 75 hari dengan berat rata-rata 1,5 kilogram. Kita punya pasar di Blitar, kemudian oleh pembeli orang Blitar itu, baru dijual ke supermarket, swalayan-swalayan,” kata Nadi serius.
Program Budidaya melon hidropnik green house itu lebih hemat lahan, muat banyak dan lebih rapi dan sangat mudah mengontrol hama tanamnya.
Lanjut Nadi, bahwa budidaya melon hidroponik di green house merupakan salah satu metode pertanian modern yang menggabungkan teknologi hidroponik dengan lingkungan terkendali dari rumah kaca.
Greenhouse atau rumah kaca adalah struktur bangunan tertutup yang dirancang untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan menciptakan lingkungan yang terkendali.
Fungsi utama dari greenhouse adalah mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengatur suhu, kelembapan, pencahayaan, dan sirkulasi udara didalamnya.
Budidaya tanaman di greenhouse dapat kita kontrol terhadap fakto-faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pencahayaan.
Keuntungan lainnya menggunakan greenhouse antara lain perlindungan terhadap cuaca ekstrim, pengendalian hama dan penyakit, perpanjangan musim tanam, dan peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman.
Budidaya tanaman di greenhouse telah membuka peluang bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen dan menghasilkan tanaman berkualitas tinggi sepanjang tahunnya.
**(Kis/Red)