Stok Pupuk Untuk Petani Bojonegoro Aman, Jadwal Distribusi Sesuai Masa Tanam

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memastikan bahwa stok pupuk subsidi bagi petani di wilayah Bojonegoro dalam kondisi aman. Pupuk tersebut telah siap disalurkan sesuai jadwal musim tanam.
Kepala DKPP Bojonegoro, melalui Kepala Bidang Sarana dan Prasarana dan Perlindungan Tanaman Yuni Arba’atun menjelaskan bahwa penyerapan pupuk hingga akhir September memang belum maksimal.
Akan tetapi hal ini bukan disebabkan oleh hambatan distribusi maupun kekurangan stok, melainkan karena sebagian besar wilayah Bojonegoro belum memasuki masa tanam ketiga (MT3).
“Penyerapan pupuk subsidi menyesuaikan dengan siklus tanam. Saat ini banyak petani baru mulai persiapan lahan, jadi wajar bila serapan belum penuh. Begitu masa tanam dimulai, penyaluran akan meningkat signifikan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh jenis pupuk subsidi—baik Urea, NPK, maupun Petroganik—telah tersedia di gudang distributor yang tersebar di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten Bojonegoro. Penyaluran dilakukan berdasarkan data kelompok tani yang telah terverifikasi dalam sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
“Pupuk subsidi tidak bisa disalurkan sembarangan. Harus sesuai data e-RDKK agar tepat sasaran dan tidak ada penyalahgunaan,” tambahnya.
Pemkab Bojonegoro bersama distributor dan petugas penyuluh pertanian juga terus melakukan pemantauan di lapangan untuk memastikan distribusi pupuk berjalan lancar.
Koordinasi dengan pihak kios resmi dan kelompok tani terus diperkuat agar penyerapan bisa optimal menjelang masa tanam Oktober–Desember 2025.
“Kami mengimbau petani agar segera menebus pupuk sesuai alokasi kelompoknya begitu masa tanam dimulai. Pemerintah memastikan ketersediaan pupuk aman, tidak ada kelangkaan,” tegasnya.
Dengan langkah tersebut, Pemkab Bojonegoro optimistis penyaluran pupuk subsidi akan terserap maksimal hingga akhir tahun dan mendukung peningkatan produktivitas pertanian di daerah.
**(Red)