Sukses Panen Raya di Jantung Industri: Petani Kedanyang, Kebomas, Gresik, Buktikan Ketahanan Pangan dengan Produksi 60 Ton Padi.

Hamparan sawah di Kecamatan Kebomas, Gresik, diselimuti suasana suka cita dan kegembiraan yang membuncah. Di tengah deru mesin industri dan menjamurnya perumahan padat yang menjadi ciri khas kawasan ini, para petani gigih asal Desa Kedanyang dengan bangga menggelar panen raya padi. Momen ini bukan sekadar perayaan atas melimpahnya hasil bumi, melainkan sebuah deklarasi nyata dari semangat tak tergoyahkan untuk menjaga dan memperkuat ketahanan pangan lokal di tengah gempuran modernisasi dan urbanisasi yang tak terhindarkan. Kisah panen raya ini adalah bukti otentik bahwa sektor pertanian masih memiliki tempat vital dan peran strategis, bahkan di jantung ekonomi industri.

Panen raya ini melampaui sekadar aktivitas mengelola hasil pertanian; ia menjelma menjadi simbol ketangguhan dan semangat kolektif para petani. Mereka adalah garda terdepan yang tak kenal lelah dalam menghadapi beragam tantangan, mulai dari fluktuasi iklim yang semakin tidak menentu, seperti musim kemarau panjang atau hujan ekstrem yang mengancam gagal panen, hingga dinamika ekonomi nasional yang seringkali tidak berpihak pada petani, seperti kenaikan harga pupuk, bibit, atau fluktuasi harga gabah. Di tengah "kepungan" pembangunan industri dan pemukiman baru yang terus merambah lahan hijau, para petani Desa Kedanyang melalui Kelompok Tani Mina Padi, tetap setia menancapkan harapan mereka pada setiap bulir padi yang menguning.

Kelompok Tani Mina Padi, sebuah inisiatif cerdas yang mengintegrasikan budidaya ikan dan padi, menjadi tulang punggung keberhasilan ini. Sistem mina padi memungkinkan petani untuk mendapatkan dua jenis hasil pertanian dari satu lahan yang sama secara bergiliran. Sebelum padi ditanam, lahan sawah dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan, yang tidak hanya memberikan pendapatan tambahan tetapi juga membantu mengendalikan hama secara alami dan menyuburkan tanah dengan kotoran ikan. Setelah panen ikan, lahan kemudian dialihfungsikan untuk penanaman padi. Pendekatan inovatif ini membuktikan bahwa pertanian berkelanjutan dan terintegrasi dapat menjadi solusi cerdas di tengah keterbatasan lahan dan sumber daya.

Kepala Desa Kedanyang, Mustofa, dengan raut wajah bangga menyampaikan laporan yang menggembirakan. Beliau menuturkan bahwa inisiatif mina padi ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa. "Dari sembilan petani yang mengawali program ini, kami berhasil menghasilkan total 60 ton padi hanya dalam sekali panen. Ini adalah pencapaian yang fantastis dan melebihi ekspektasi awal kami," ujarnya dengan antusias pada Selasa (9/9/2025), saat menyaksikan langsung proses panen yang penuh semangat. Mustofa menambahkan bahwa angka ini adalah permulaan dari potensi yang jauh lebih besar. "Ke depan, jumlah produksi ini dipastikan akan meningkat secara signifikan, mengingat ada tambahan 35 petani lain yang telah bergabung dan siap mengadopsi sistem mina padi ini. Kami memproyeksikan total produksi bisa mencapai ratusan ton dalam siklus panen berikutnya, memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi ketahanan pangan daerah," imbuhnya. Peningkatan jumlah petani yang terlibat mencerminkan keberhasilan program dan kepercayaan masyarakat terhadap metode pertanian yang adaptif ini.

Lebih lanjut, Mustofa menjelaskan bahwa panen raya kali ini memanfaatkan lahan sekitar 30 hektare. Angka 30 hektare mungkin terlihat kecil dibandingkan dengan luas lahan pertanian di daerah lain, namun di tengah Kebomas yang semakin padat oleh pabrik dan perumahan, setiap jengkal lahan pertanian memiliki nilai strategis yang tak ternilai. "Lahan ini menjadi kontribusi penting untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Kami percaya, dengan pengelolaan yang baik dan dukungan berkelanjutan, lahan-lahan ini akan terus produktif dan menjadi oase hijau di tengah hiruk pikuk industrialisasi," tegasnya. Keberadaan lahan pertanian ini juga berfungsi sebagai paru-paru kota, menjaga keseimbangan ekosistem lokal.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Gresik, Eko Anindito Putro, turut menggarisbawahi pentingnya peran lahan pertanian di Kecamatan Kebomas. Ia menegaskan bahwa meskipun wilayah ini dikelilingi oleh kawasan industri, lahan-lahan pertanian di sana tetap memiliki peran krusial dalam produktivitas pangan daerah. "Data yang kami miliki menunjukkan bahwa per hektare lahan padi di Kebomas mampu menghasilkan antara 6,4 hingga 6,5 ton gabah. Angka ini merupakan indikator produktivitas yang sangat baik dan bersaing, bahkan di tingkat nasional," jelas Eko Anindito. Produktivitas yang tinggi ini menunjukkan bahwa dengan teknologi pertanian yang tepat dan manajemen yang efektif, lahan di kawasan industri pun dapat dioptimalkan.

Produktivitas yang mengesankan ini bukan hanya cerita lokal Kebomas, tetapi juga bagian dari gambaran besar pencapaian Kabupaten Gresik secara keseluruhan. Sebagai catatan, Kabupaten Gresik sebelumnya juga turut serta dalam panen raya serentak nasional yang diselenggarakan pada April 2025. Partisipasi ini menunjukkan komitmen Gresik dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Kendati dikenal luas sebagai salah satu daerah tujuan investasi dan pusat industri berskala menengah hingga besar di Jawa Timur, Gresik tetap mampu mencatat hasil produksi padi yang sangat signifikan. Data menunjukkan bahwa total produksi padi Kabupaten Gresik mencapai 194.005,98 ton. Angka ini dicapai dari luas tanam mencapai 22.050 hektare dan luas panen 30.219 hektare. Tingkat produktivitas padi Gresik secara rata-rata berada di angka 6,42 ton per hektare, angka yang konsisten dengan data spesifik Kebomas yang disampaikan oleh Kepala Distan.

Capaian produktivitas ini adalah bukti nyata bahwa sektor pertanian di Kabupaten Gresik masih mampu bersaing secara kompetitif dan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya menjaga dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Di tengah berbagai tantangan global seperti krisis pangan, perubahan iklim, dan tekanan urbanisasi, keberhasilan Gresik dalam mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi pangan menjadi inspirasi. Ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan industri dapat berjalan selaras dengan pengembangan sektor pertanian, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara kemajuan industri dan kedaulatan pangan. Para petani di Kedanyang, dengan semangat Mina Padi mereka, adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang terus memastikan bahwa nasi tetap tersedia di meja makan setiap keluarga Indonesia, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pertanian di tengah gempuran modernisasi. Kisah mereka adalah cerminan ketangguhan, inovasi, dan komitmen terhadap masa depan pangan bangsa.

RakyatIndependen.id

Exit mobile version