Kejutan Ganda di Selhurst Park: Crystal Palace Pecundangi Liverpool Dua Kali Berturut-turut, Kokoh Tak Terkalahkan di Puncak Klasemen

London – Gemuruh Selhurst Park menjadi saksi bisu sebuah kejutan besar yang mengguncang Premier League. Liverpool, yang sebelumnya tampil sempurna dengan rekor tak terkalahkan di enam pertandingan awal, harus menelan pil pahit kekalahan perdana mereka musim ini. Bukan dari sesama tim raksasa, melainkan dari tim yang sering dianggap kuda hitam, Crystal Palace. Dalam pertandingan matchweek ketujuh Premier League yang berlangsung pada Sabtu malam, 27 September 2025, The Reds takluk dengan skor tipis 1-2 di kandang The Eagles.

Kekalahan ini bukan hanya memutus laju sempurna Liverpool di Premier League, tetapi juga menjadi kekalahan kedua mereka dari Crystal Palace dalam rentang waktu yang relatif singkat. Sebelumnya, pada ajang Community Shield tanggal 10 Agustus 2025, Palace juga berhasil mengalahkan Liverpool melalui drama adu penalti dengan skor 3-2, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal. Dua pukulan telak berturut-turut dari tim yang sama tentu menjadi sorotan tajam bagi skuad asuhan Arne Slot.

Pelatih Liverpool, Arne Slot, tidak menyembunyikan kekecewaannya pasca pertandingan. "Mereka (Palace) layak menang karena lebih baik dari kami di babak pertama. Yang harus kami salahkan dalam kekalahan ini adalah cara kami bertahan," ujar tactician asal Belanda itu kepada awak media, seperti dikutip dari rakyatindependen.id. Pernyataan Slot merujuk pada gol pembuka Palace yang dicetak oleh Ismaila Sarr saat laga baru berjalan sembilan menit, sebuah gol yang menunjukkan kerapuhan lini belakang Liverpool di awal pertandingan.

Dominasi yang Sia-sia dan Efektivitas Mematikan Palace

Sejak peluit kick-off dibunyikan, Liverpool mencoba mengendalikan permainan dengan gaya khas mereka, menekan tinggi dan menguasai bola. Statistik menunjukkan dominasi penguasaan bola The Reds mencapai 64 persen. Namun, angka tersebut menjadi sia-sia di hadapan pertahanan Crystal Palace yang disiplin dan serangan balik yang mematikan. Dari 15 tembakan yang dilepaskan pemain Liverpool, hanya 5 yang tepat sasaran, menunjukkan kesulitan mereka dalam membongkar barikade pertahanan tuan rumah.

Sebaliknya, Crystal Palace tampil jauh lebih efektif. Dengan hanya mencatatkan 9 tembakan sepanjang pertandingan, 4 di antaranya berhasil mengarah tepat ke gawang dan menghasilkan dua gol krusial. Gol pertama Palace, hasil dari kecepatan Ismaila Sarr yang memanfaatkan kelengahan pertahanan Liverpool, seolah menjadi pengingat bagi Slot bahwa dominasi penguasaan bola tidak selalu berbanding lurus dengan keunggulan di papan skor. Sarr, dengan akselerasinya yang luar biasa, mampu menembus celah dan menaklukkan kiper Liverpool, Alisson Becker, yang biasanya tampil kokoh.

Liverpool baru berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-87 melalui gol Federico Chiesa. Gol ini datang setelah tekanan tanpa henti dari Liverpool di babak kedua, di mana mereka berusaha keras mencari celah. Masuknya Chiesa sebagai pemain pengganti di pertengahan babak kedua memberikan dimensi baru pada serangan Liverpool, dan golnya membangkitkan harapan akan setidaknya satu poin. Banyak yang menduga gol Chiesa akan menjadi pemicu kebangkitan Liverpool untuk mencetak gol kemenangan di sisa waktu pertandingan yang minim.

Namun, Selhurst Park memiliki skenario lain. Di saat waktu tambahan sudah menunjukkan menit ke-90+7, sebuah momen magis kembali tercipta bagi Crystal Palace. Eddie Nketiah, dengan insting predatornya, berhasil mencetak gol kedua bagi tuan rumah, sekaligus mengunci kemenangan 2-1 yang sensasional. Gol Nketiah bukan hanya menghancurkan harapan Liverpool untuk meraih poin, tetapi juga memberikan pukulan telak yang meruntuhkan kepercayaan diri mereka. Gol tersebut menjadi bukti nyata bahwa Palace tidak hanya mampu bertahan dengan baik, tetapi juga memiliki ketajaman di lini depan untuk memanfaatkan setiap peluang.

Pujian untuk Strategi Glasner dan Status Tak Terkalahkan

Bagi Crystal Palace, kemenangan ini memiliki makna yang sangat besar. Mereka bukan hanya berhasil mengalahkan tim pemuncak klasemen, tetapi juga menjadi satu-satunya tim di Premier League yang belum tersentuh kekalahan musim ini. Konsistensi dan ketangguhan mereka di bawah arahan pelatih Oliver Glasner patut diacungi jempol. Hasil ini membuat posisi mereka melesat tajam ke peringkat runner-up klasemen sementara, hanya tertinggal tiga poin dari Liverpool yang masih memimpin (12 poin berbanding 15 poin).

Oliver Glasner, pelatih Crystal Palace, tidak dapat menyembunyikan kebanggaannya terhadap performa anak asuhnya. "Kemenangan ini bukti kami bukan sekadar bertahan. Melainkan juga berani menyerang di saat tepat. Ini adalah kemenangan besar dari tim yang sedang dalam euforia besar (juara bertahan Premier League)," papar Glasner. Pernyataan Glasner menyoroti filosofi timnya yang tidak hanya mengandalkan pertahanan kokoh, tetapi juga memiliki keberanian untuk mengambil inisiatif menyerang pada momen yang tepat, sebuah taktik yang terbukti sangat efektif melawan tim sekelas Liverpool.

Glasner berhasil menerapkan strategi yang cerdik, menekan Liverpool di lini tengah dan membatasi ruang gerak para pemain kreatif The Reds. Transisi cepat dari bertahan ke menyerang menjadi senjata utama Palace, yang kerap membuat lini belakang Liverpool kocar-kacir. Sarr dan Nketiah menjadi representasi sempurna dari efektivitas serangan balik Palace, memanfaatkan kecepatan dan penyelesaian akhir yang tenang.

Dampak Kekalahan bagi Liverpool dan Perburuan Gelar

Kekalahan ini jelas menjadi peringatan dini bagi Liverpool dan Arne Slot. Setelah awal musim yang begitu menjanjikan, hasil ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar, terutama di lini pertahanan. Pernyataan Slot yang secara spesifik menyalahkan "cara bertahan" mereka mengindikasikan bahwa masalah ini akan menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Transisi pertahanan, koordinasi antar bek, dan konsentrasi sepanjang 90 menit akan menjadi fokus evaluasi.

Secara psikologis, kekalahan perdana selalu sulit diterima, apalagi setelah mencatatkan rekor sempurna. Ini bisa menjadi guncangan yang diperlukan bagi tim untuk tetap membumi, atau justru bisa meruntuhkan momentum positif yang telah dibangun. Bagaimana Liverpool merespons kekalahan ini di pertandingan berikutnya akan menjadi indikator penting seberapa kuat mentalitas juara mereka di bawah kepemimpinan Slot. Perburuan gelar Premier League dikenal sangat ketat, dan setiap kehilangan poin bisa berakibat fatal. Rival-rival seperti Manchester City, Arsenal, dan Chelsea tentu akan mengamati dengan seksama dan berharap Liverpool tersandung lebih lanjut.

Masa Depan Cerah Crystal Palace?

Di sisi lain, Crystal Palace kini berada dalam sorotan. Status mereka sebagai satu-satunya tim tak terkalahkan di Premier League dan posisi runner-up adalah pencapaian luar biasa di awal musim. Pertanyaan besar yang kini mengemuka adalah, apakah mereka mampu mempertahankan momentum ini? Bisakah Oliver Glasner membangun tim yang tidak hanya sekadar "giant killer" tetapi juga penantang serius untuk posisi Eropa?

Performa solid di lini belakang, ditambah dengan ketajaman di lini depan, menjadi modal berharga bagi Palace. Keberanian mereka untuk bermain menyerang di saat yang tepat, seperti yang diutarakan Glasner, menunjukkan bahwa mereka memiliki ambisi lebih dari sekadar bertahan di Premier League. Kemenangan atas Liverpool, dua kali berturut-turut, akan memberikan kepercayaan diri yang sangat besar bagi para pemain dan dukungan yang membara dari para penggemar di Selhurst Park.

Premier League musim 2025/2026 telah memberikan kejutan pertamanya, dan Crystal Palace adalah aktor utama di baliknya. Dua kali mempermalukan Liverpool, dan kini tak tersentuh di puncak klasemen, kisah The Eagles musim ini baru saja dimulai, menjanjikan narasi yang menarik untuk diikuti.

Berita ini pertama kali diterbitkan oleh rakyatindependen.id

Exit mobile version