Setelah empat pekan berturut-turut memegang kendali penuh atas singgasana Premier League, Liverpool FC harus merasakan pahitnya kenyataan pada matchweek ketujuh musim 2025/2026. Skuad asuhan Arne Slot itu dipaksa menyerah 1-2 di tangan Chelsea dalam laga dramatis yang berlangsung di Stamford Bridge, London, pada Minggu dini hari (5/10/2025). Kekalahan ini bukan sekadar kehilangan tiga poin, melainkan juga sebuah pukulan telak yang menghentikan momentum mereka dan memicu alarm krisis yang mendalam.
Pertandingan di markas The Blues itu berlangsung dengan intensitas tinggi sejak peluit awal dibunyikan. Chelsea, yang bermain di hadapan pendukung sendiri, menunjukkan determinasi kuat untuk bangkit dari performa inkonsisten mereka di awal musim. Kejutan terjadi di menit ke-14 ketika Moises Caicedo berhasil memecah kebuntuan. Gelandang asal Ekuador itu melepaskan tendangan spekulatif dari luar kotak penalti yang membentur pemain bertahan Liverpool, mengubah arah bola, dan mengecoh kiper The Reds. Gol tersebut sontak membangkitkan semangat publik Stamford Bridge dan memberikan tekanan besar kepada tim tamu yang sebelumnya begitu nyaman di puncak klasemen.
Liverpool, yang tampil dengan formasi andalan mereka, berusaha keras untuk merespons. Serangan-serangan yang dibangun Cody Gakpo, Darwin Nunez, dan Mohamed Salah kerap terbentur kokohnya lini belakang Chelsea yang dipimpin Thiago Silva atau Axel Disasi. Babak pertama berakhir dengan keunggulan tipis Chelsea, meninggalkan tugas berat bagi Arne Slot untuk memotivasi anak asuhnya di ruang ganti.
Memasuki babak kedua, Liverpool tampil lebih agresif. Pergantian taktik dan instruksi dari Slot mulai menunjukkan hasil. Tekanan demi tekanan yang dilancarkan The Reds akhirnya membuahkan hasil di menit ke-63. Cody Gakpo, yang tampil sebagai salah satu penyerang paling berbahaya Liverpool malam itu, berhasil menyamakan kedudukan. Gol ini lahir dari skema serangan cepat yang diakhiri dengan penyelesaian tenang Gakpo di dalam kotak penalti, membangkitkan harapan para penggemar Liverpool yang mengikuti pertandingan dari seluruh dunia. Skor 1-1 seolah membuka kembali peluang bagi The Reds untuk setidaknya membawa pulang satu poin dari London Barat.
Namun, drama sesungguhnya baru terjadi di penghujung laga. Ketika pertandingan tampaknya akan berakhir imbang, Estevao Willian muncul sebagai pahlawan tak terduga bagi Chelsea. Di menit ke-90+5, saat waktu tambahan hampir habis, pemain muda berbakat itu mencetak gol supertelat yang mengubah papan skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Chelsea. Gol tersebut lahir dari sebuah serangan balik cepat yang memanfaatkan kelengahan lini belakang Liverpool yang mulai kelelahan dan fokus menyerang. Willian dengan tenang menaklukkan kiper Liverpool, mengirimkan bola ke jaring gawang, dan memicu ledakan kegembiraan di Stamford Bridge, sekaligus meruntuhkan asa Liverpool.
Kekalahan menyakitkan ini tidak hanya menghentikan laju tak terkalahkan Liverpool, tetapi juga memaksa mereka melorot ke posisi runner-up dengan 15 poin. Mereka harus rela digeser oleh rival berat mereka, Arsenal, yang tampil perkasa sehari sebelumnya. Pada Sabtu malam (4/10/2025), Arsenal berhasil menaklukkan West Ham United dengan skor meyakinkan 2-0, mengumpulkan 16 poin dan unggul satu poin dari Liverpool. Kemenangan ini menempatkan The Gunners di puncak klasemen, mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka adalah penantang serius gelar musim ini.
Manajer Liverpool, Arne Slot, mengungkapkan kekecewaannya pasca-pertandingan. "Kami lebih mendominasi laga, menciptakan banyak peluang. Tetapi, di 10-15 menit terakhir, peluangnya fifty-fifty untuk mencetak gol kemenangan. Kami tidak cukup klinis dan kebobolan di momen yang sangat krusial," ujar Slot, dilansir dari berbagai sumber. Pernyataan Slot mencerminkan frustrasi timnya yang merasa telah mengendalikan sebagian besar permainan namun gagal memaksimalkan dominasi mereka menjadi gol kemenangan.
Kekalahan dari The Blues ini memperburuk fase krisis yang dialami Liverpool. Kini, mereka menorehkan rekor yang kurang mengenakkan, yakni tiga kekalahan beruntun di semua ajang kompetisi. Dua kekalahan sebelumnya, yang turut berkontribusi pada hat-trick kekalahan ini, terjadi di ajang Liga Champions dan Carabao Cup. Di Liga Champions, Liverpool kalah tipis 0-1 dari Napoli dalam laga tandang yang sulit, sementara di Carabao Cup, mereka tersingkir di babak perempat final setelah kalah 2-1 dari Brighton & Hove Albion. Rentetan hasil buruk ini menjadi yang pertama kalinya bagi Arne Slot dalam karier kepelatihannya, sebuah statistik yang tentu tidak ingin ia kenang. Bagi Liverpool sendiri, kali terakhir mereka mengalami hat-trick kekalahan terjadi dua tahun silam, di bawah asuhan Jurgen Klopp, yang kala itu juga menghadapi periode sulit sebelum akhirnya bangkit kembali.
Tekanan pun kini tertumpu pada pundak Arne Slot. Setelah era Jurgen Klopp yang sukses, Slot diharapkan mampu melanjutkan warisan positif dan bahkan mengangkat performa tim ke level berikutnya. Namun, awal musimnya yang menjanjikan kini diwarnai awan mendung. Para penggemar mulai mempertanyakan konsistensi tim dan kemampuan Slot untuk mengatasi situasi sulit seperti ini. Analisis taktis dan pilihan pemainnya akan menjadi sorotan utama dalam beberapa pekan ke depan.
Untungnya, bagi Liverpool, ada jeda internasional dalam dua pekan ke depan. Ini adalah kesempatan emas bagi The Reds untuk memperbaiki performa buruk mereka, melakukan evaluasi mendalam, dan merancang strategi baru. Jeda ini bisa dimanfaatkan Slot untuk mengembalikan kebugaran fisik dan mental para pemain, serta mengasah kembali taktik yang mungkin telah tumpul. Pemain-pemain yang cedera juga memiliki waktu untuk pulih sepenuhnya, meskipun ada risiko cedera baru saat membela tim nasional masing-masing.
Cody Gakpo, salah satu pemain yang mencetak gol penyama kedudukan, memberikan pandangannya tentang situasi tim. "Ketika Anda bermain untuk tim sebesar LFC, kalah tiga kali beruntun sebenarnya hal wajar dalam sepak bola. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Tetapi, itu memang tidak bagus untuk tim. Kami para pemain menyadarinya. Kami tahu harus berbuat apa setelah agenda internasional ini," papar Gakpo. Pernyataan Gakpo menunjukkan bahwa para pemain juga merasakan tekanan dan tanggung jawab untuk bangkit. Semangat kebersamaan dan keinginan untuk memperbaiki diri tampaknya masih membara di dalam skuad.
Namun, tantangan berat sudah menanti sekembalinya mereka dari jeda internasional. Pada 19 Oktober 2025, Liverpool akan menjamu rival abadi mereka, Manchester United, dalam laga yang selalu sarat gengsi dan emosi. Pertandingan ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi mentalitas dan kemampuan Liverpool untuk bangkit dari keterpurukan. Kemenangan atas Manchester United tidak hanya akan memberikan tiga poin penting, tetapi juga mengembalikan kepercayaan diri tim dan meredakan tekanan yang ada. Sebaliknya, kekalahan akan semakin memperdalam krisis dan memperbesar keraguan terhadap proyek Arne Slot.
Di sisi lain, Arsenal merayakan keberhasilan mereka merebut puncak klasemen. Kemenangan 2-0 atas West Ham United menunjukkan soliditas dan efektivitas tim asuhan Mikel Arteta. Gol-gol yang dicetak oleh para penyerang kunci mereka menegaskan bahwa Arsenal adalah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam perburuan gelar Premier League musim ini. Mereka tampil konsisten, baik dalam menyerang maupun bertahan, dan kini berada di posisi terdepan. Para penggemar Arsenal tentu berharap ini adalah awal dari kampanye yang sukses untuk akhirnya mengakhiri puasa gelar liga mereka.
Pergantian kepemimpinan di puncak klasemen Premier League ini menambah bumbu persaingan yang ketat di awal musim. Dengan Manchester City dan tim-tim lain yang juga terus menempel ketat, perburuan gelar diprediksi akan berlangsung sengit hingga akhir. Bagi Liverpool, periode ini adalah ujian karakter. Bagaimana mereka merespons kekalahan beruntun dan kehilangan puncak klasemen akan menentukan arah musim mereka. Jeda internasional menjadi momen krusial untuk introspeksi dan pemulihan, sebelum mereka kembali ke medan pertempuran dengan semangat baru. Pertandingan melawan Manchester United akan menjadi penanda awal dari babak baru perjalanan Liverpool di Premier League musim 2025/2026.
rakyatindependen.id