Tangis pilu tak tertahankan pecah di tengah hamparan hijau perkebunan kopi PTPN I Regional V di Desa Kaligedang, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, pada Senin, 13 Oktober 2025. Pagi yang seharusnya menjadi awal pekan penuh harapan bagi para pekerja kebun, berubah menjadi mimpi buruk saat ribuan pohon kopi muda yang telah mereka rawat dengan sepenuh hati ditemukan tumbang, hancur, dan rusak parah. Insiden vandalisme massal yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) ini bukan hanya merenggut investasi perusahaan, tetapi juga merampas masa depan dan harapan ribuan buruh, khususnya para perempuan yang menggantungkan hidupnya dari setiap tunas dan buah kopi.
Pemandangan di kebun Kaligedang pagi itu benar-benar menyayat hati. Belasan buruh perempuan, dengan wajah kuyu dan mata sembab, berlutut di antara batang-batang kopi yang patah dan daun-daun yang layu sebelum waktunya. Aroma tanah basah dan getah kopi yang menyengat bercampur dengan bau keputusasaan. Mereka tak kuasa menahan air mata yang mengalir deras, membasahi pipi yang keriput karena terik matahari dan kerja keras. Sebagian terisak-isak, memeluk erat sisa-sisa pohon yang kini tak lebih dari onggokan kayu. Ada yang terduduk lemas di tanah, memandangi lahan seluas 4,6 hektare yang porak poranda seolah disapu badai. Teriakan histeris memanggil nama Tuhan, diiringi doa-doa kepedihan, menggema di antara keheningan pegunungan Ijen, menjadi saksi bisu atas kehancuran yang tak terbayangkan.
Sebuah video berdurasi dua menit 28 detik yang beredar luas menangkap dengan jelas momen-momen pilu tersebut. Dalam rekaman itu, tampak seorang buruh perempuan mengusap matanya berulang kali dengan ujung kaus yang dikenakannya. Suaranya serak menahan amarah dan kesedihan, melontarkan sumpah serapah kepada para pelaku. "Der kening tolah, paak (semoga pelaku tertimpa azab, Bapak)," teriaknya dengan nada gemetar, menggambarkan betapa mendalamnya rasa sakit dan kemarahan yang dirasakan oleh para pekerja. Ungkapan itu bukan sekadar sumpah serapah, melainkan refleksi dari hati yang hancur, dari jerih payah yang dihina, dan dari harapan yang direnggut secara keji. Bagi mereka, pohon-pohon kopi itu bukan hanya tanaman, melainkan ladang kehidupan, sekolah bagi anak-anak, dan jaminan hari tua.
Kerusakan ini menimpa sekitar 6.661 pohon kopi muda yang baru ditanam pada tahun 2023. Artinya, tanaman-tanaman ini baru berusia sekitar tiga tahun dan masih berstatus Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Usia produktif atau masa panen perdana kopi umumnya baru tiba di usia empat tahun. Dengan kata lain, seluruh investasi waktu, tenaga, dan biaya yang telah dicurahkan untuk merawat ribuan pohon ini selama tiga tahun terakhir, kini lenyap dalam semalam. Ini adalah kerugian ganda: kerugian finansial yang besar bagi PTPN sebagai pemilik lahan dan aset, serta kerugian moral dan psikologis yang tak ternilai bagi para buruh yang telah mengabdikan diri untuk merawatnya. Mereka telah menanti dengan sabar datangnya musim panen, membayangkan buah kopi merah merona yang akan menjadi sumber penghidupan, namun kini hanya menyisakan kehampaan.
Pihak PTPN I Regional V sendiri, melalui pernyataan resminya, menyatakan sedang menghitung secara detail total kerugian finansial yang diakibatkan oleh aksi perusakan masif ini. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mencakup biaya penanaman, pemeliharaan selama tiga tahun, dan potensi kehilangan pendapatan dari panen di masa mendatang. Manajemen PTPN juga telah mengonfirmasi akan segera membuat laporan resmi ke pihak kepolisian resort Bondowoso untuk mempercepat proses penyelidikan dan penangkapan pelaku. Insiden ini dianggap sebagai tindakan kriminal serius yang mengancam stabilitas operasional perkebunan dan kesejahteraan pekerja.
Camat Ijen, Wisnu Hartono, membenarkan kejadian tragis tersebut saat dikonfirmasi via sambungan telepon oleh rakyatindependen.id. Ia mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam dan meminta masyarakat maupun pihak perusahaan untuk tetap menahan diri dan menjaga kondusivitas di wilayah tersebut. "Benar, perusakan terjadi tadi malam. Pihak PTP masih melakukan penghitungan jumlah pohon yang rusak. Kami minta semua pihak menjaga kondusivitas," ujarnya. Lebih lanjut, Wisnu Hartono menyoroti bahwa peristiwa ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga psikologis yang parah, terutama bagi para pekerja kebun yang sebagian besar adalah perempuan. Mereka adalah tulang punggung keluarga, yang kini harus menghadapi ketidakpastian masa depan.
Dalam konteks yang lebih luas, Camat Ijen juga memberikan imbauan penting yang mengindikasikan adanya potensi konflik laten di balik insiden ini. "Kami mengimbau seluruh pihak untuk sama-sama menahan diri. Dari PTPN mohon jangan dulu menambah luasan tanam kopinya sebelum konflik dengan warga ada titik terang," katanya. Pernyataan ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa aksi perusakan ini kemungkinan besar berakar dari ketegangan atau sengketa yang belum terselesaikan antara pihak perusahaan dengan masyarakat setempat. Konflik agraria, sengketa batas lahan, klaim hak ulayat, atau ketidakpuasan terkait pembagian hasil dan kesempatan kerja, seringkali menjadi pemicu tindakan anarkis semacam ini di berbagai daerah di Indonesia. Resolusi atas konflik-konflik mendasar ini menjadi krusial untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Tanpa penyelesaian yang adil dan transparan, perdamaian di wilayah tersebut akan selalu terancam.
Menanggapi laporan awal yang masuk, Kapolsek Ijen, Iptu Suherdi, segera bergerak cepat. Ia membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi kejadian bersama personel Brimob dan perwakilan pegawai PTPN. Kehadiran Brimob menunjukkan tingkat keseriusan dan potensi kerawanan situasi di lapangan. Kapolsek mengimbau agar manajemen PTPN segera membuat laporan resmi secara tertulis ke Polres Bondowoso. "Kami sudah di lokasi, melakukan pengecekan awal. Kami imbau PTPN segera membuat laporan resmi ke Polres Bondowoso agar proses penyelidikan bisa segera dimulai dan pelaku dapat segera diidentifikasi," tegas Iptu Suherdi. Pihak kepolisian berkomitmen untuk melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengungkap siapa dalang di balik aksi perusakan brutal ini dan apa motif sesungguhnya yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Penyelidikan ini tentu akan melibatkan pengumpulan bukti di lapangan, pemeriksaan saksi-saksi, dan penelusuran informasi dari berbagai sumber di masyarakat.
Aksi perusakan ribuan pohon kopi ini bukan hanya sebuah tindakan kriminal biasa, melainkan serangan terhadap ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat lokal. Kebun kopi PTPN di Kaligedang telah menjadi denyut nadi kehidupan bagi ratusan keluarga di sekitar. Kerugian ini akan berdampak sistemik, mulai dari hilangnya pendapatan buruh harian, berkurangnya serapan tenaga kerja, hingga potensi efek domino pada usaha-usaha kecil yang bergantung pada aktivitas perkebunan. Proses pemulihan lahan dan penanaman kembali akan memakan waktu bertahun-tahun, mengulang kembali siklus penantian yang panjang sebelum tanaman dapat kembali menghasilkan. Selama masa itu, ribuan keluarga akan menghadapi masa-masa sulit, kehilangan sumber pendapatan yang stabil.
Kini, pertanyaan besar menggantung di udara: siapa pelaku di balik aksi keji ini dan apa motif sebenarnya? Apakah ini murni tindakan sabotase ekonomi, bentuk protes terhadap perusahaan, atau bagian dari sengketa lahan yang lebih besar? Tanpa kejelasan, rasa cemas dan ketidakpastian akan terus menghantui masyarakat Kaligedang. Insiden ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya komunikasi yang terbuka dan mediasi yang efektif dalam menyelesaikan potensi konflik agraria. Keamanan investasi dan kesejahteraan masyarakat harus berjalan beriringan, tidak bisa saling meniadakan. Kehadiran negara untuk menegakkan hukum dan melindungi hak-hak semua pihak menjadi sangat vital dalam situasi seperti ini. Masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat segera menangkap para pelaku dan membawa mereka ke meja hijau, sehingga keadilan dapat ditegakkan dan masa depan para buruh perempuan di Kaligedang dapat kembali memiliki harapan.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id