Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) telah mengambil langkah strategis yang monumental, mendefinisikan ulang peta jalan menuju keunggulan global dalam pendidikan klinis. Dalam sebuah inisiatif yang dirancang untuk mendongkrak kualitas dan relevansi program-program kesehatannya di kancah internasional, Unusa secara resmi meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Lokman Hekim University (LHU), sebuah institusi pendidikan tinggi swasta terkemuka yang berfokus pada ilmu kesehatan di Ankara, Turki. Penandatanganan bersejarah ini dijadwalkan pada sebuah tanggal penting di masa depan yang telah ditetapkan, Senin, 13 Oktober 2025, di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, menandai komitmen serius Unusa terhadap visi globalnya.
Alih-alih sekadar menjalin kemitraan umum atau pertukaran akademis biasa, kerja sama ini dirancang secara khusus sebagai jalan pintas yang efisien dan efektif bagi Unusa untuk mengakses serta menginternalisasi praktik-praktik terbaik dari sistem pendidikan kesehatan kelas dunia. Fokus utama dari kemitraan ini adalah penguatan fundamental pada Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan, dan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Unusa, yang merupakan pilar-pilar strategis dalam mencetak tenaga kesehatan profesional yang kompeten dan berdaya saing global. Ini bukan hanya tentang memperluas jaringan, melainkan tentang transfer pengetahuan, teknologi, dan budaya akademik yang akan secara signifikan meningkatkan standar pengajaran dan pembelajaran di Unusa.
Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie, dengan optimisme tinggi menyatakan bahwa poin krusial dan paling transformatif dari MoU ini adalah pemanfaatan fasilitas rumah sakit pendidikan yang dimiliki oleh LHU, termasuk Lokman Hekim Universitesi Ankara Hastanesi. Fasilitas canggih ini akan menjadi arena pembelajaran yang tak ternilai bagi mahasiswa dan dosen Unusa, membuka pintu lebar bagi pengalaman magang yang mendalam, observasi klinik yang komprehensif, dan studi kasus di lingkungan klinis yang berbeda secara kultural dan teknologis.
"MoU ini adalah sebuah terobosan fundamental untuk secara drastis meningkatkan standar pendidikan klinis di Unusa," tegas Prof. Jazidie. "Dengan dukungan penuh dari rumah sakit pendidikan LHU yang telah terakreditasi dan memiliki reputasi internasional, mahasiswa Unusa akan mendapatkan kesempatan langka untuk belajar dan berpraktik langsung di lingkungan klinis yang jauh lebih beragam dan maju. Ini bukan hanya akan memperkaya pengalaman praktis mereka, tetapi juga akan membentuk pola pikir klinis yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan tantangan kesehatan global."
Lebih lanjut, Prof. Jazidie menjelaskan bahwa pengalaman ini akan memungkinkan mahasiswa Unusa untuk memahami berbagai protokol medis, teknologi diagnostik dan terapi terkini, serta sistem manajemen pasien yang efisien yang diterapkan di Turki. Mereka akan terpapar pada kasus-kasus klinis yang kompleks dan beragam, yang mungkin tidak sering ditemui di lingkungan lokal, sehingga mempertajam intuisi klinis dan kemampuan pengambilan keputusan mereka di bawah tekanan. Dosen juga akan mendapatkan manfaat besar melalui program pertukaran, lokakarya, dan seminar, yang memungkinkan mereka untuk mengadopsi metodologi pengajaran terkini dan memperbarui kurikulum agar selaras dengan standar internasional.
Fasilitas ini juga akan menjadi pusat gravitasi bagi pengembangan profesional berkelanjutan. Dosen Unusa akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam program pelatihan lanjutan, mengikuti perkembangan penelitian medis terkini, dan berinteraksi langsung dengan para pakar kesehatan dari berbagai disiplin ilmu di LHU. Interaksi ini diharapkan dapat memicu inovasi dalam pengajaran, penelitian, dan praktik klinis, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan Unusa secara keseluruhan.
Selain pengembangan kurikulum profesional yang berstandar internasional dan pengayaan pengalaman klinis, kerja sama yang ditandatangani ini juga membuka pintu lebar bagi kolaborasi riset kesehatan internasional. Bidang-bidang penelitian yang akan menjadi fokus utama meliputi epidemiologi, kesehatan masyarakat, hingga gizi. Kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat kapasitas penelitian Unusa, tetapi juga memungkinkan kedua universitas untuk berkontribusi secara signifikan dalam menemukan solusi atas tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. Misalnya, studi komparatif tentang pola penyakit, efektivitas intervensi kesehatan masyarakat, atau inovasi dalam penanganan gizi buruk lintas budaya, akan menjadi fokus utama.
Prof. Jazidie menambahkan, "Kolaborasi riset ini adalah pilar lain yang sangat penting. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya dari kedua institusi, kami dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan berdampak. Ini akan memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa kami untuk terlibat dalam proyek-proyek penelitian berskala internasional, mempublikasikan temuan mereka di jurnal-jurnal bereputasi, dan secara langsung berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan kesehatan global."
Langkah strategis ini menjadi penegas komitmen Unusa yang tengah giat mempersiapkan pembukaan kelas internasional pada tahun akademik 2026-2027. Kemitraan dengan LHU adalah bagian integral dari strategi besar ini, yang bertujuan untuk mencetak tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki perspektif global, sensitivitas lintas budaya, dan kemampuan beradaptasi di berbagai sistem layanan kesehatan. Kelas internasional ini diharapkan dapat menarik mahasiswa dari berbagai negara, menciptakan lingkungan belajar yang multikultural dan memperkaya pengalaman semua pihak.
Visi Unusa untuk kelas internasional melampaui sekadar pengajaran dalam bahasa Inggris. Ini adalah tentang menciptakan kurikulum yang relevan secara global, memfasilitasi mobilitas mahasiswa dan dosen, serta membangun jaringan alumni internasional yang kuat. Lulusan dari kelas internasional Unusa diharapkan mampu bekerja di berbagai negara, berkontribusi pada organisasi kesehatan internasional, atau menjadi pemimpin dalam reformasi sistem kesehatan di negara mereka sendiri. Mereka akan dibekali dengan pemahaman mendalam tentang isu-isu kesehatan global, etika medis internasional, dan keterampilan komunikasi lintas budaya yang esensial di dunia yang semakin terhubung.
Prof. Jazidie menggarisbawahi pentingnya pembekalan ini, "Dunia membutuhkan tenaga kesehatan yang tidak hanya mahir dalam ilmu kedokteran atau keperawatan, tetapi juga mampu berpikir secara global. Mereka harus memahami dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, krisis migrasi, pandemi, dan ketidaksetaraan akses kesehatan di berbagai belahan dunia. Kemitraan dengan LHU ini adalah fondasi yang kokoh untuk memastikan lulusan Unusa siap menghadapi tantangan-tantangan ini."
Kemitraan ini juga mencerminkan upaya Unusa untuk terus berinovasi dan tidak berpuas diri dengan pencapaian yang ada. Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0, institusi pendidikan dituntut untuk terus beradaptasi dan menawarkan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja global. Dengan berkolaborasi bersama LHU, Unusa menunjukkan kesediaannya untuk melampaui batas-batas konvensional demi kebaikan mahasiswa dan masa depan kesehatan Indonesia.
Penandatanganan MoU di Kantor PBNU juga memberikan dimensi simbolis yang kuat. Ini menegaskan dukungan dari organisasi induk Nahdlatul Ulama terhadap upaya Unusa dalam mengembangkan pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing internasional, sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pelayanan sosial yang diusung NU. Kehadiran perwakilan PBNU dalam acara tersebut diharapkan akan memberikan legitimasi dan dorongan moral bagi implementasi kerja sama ini.
Di masa depan, Unusa membayangkan lebih dari sekadar pertukaran. Ada potensi untuk mengembangkan program gelar ganda (double degree), program penelitian bersama yang didanai secara internasional, dan bahkan pembukaan pusat studi bersama. Ini semua adalah bagian dari visi jangka panjang untuk menjadikan Unusa sebagai pusat keunggulan pendidikan kesehatan yang diakui secara global, dan menjadi rujukan bagi institusi lain di Asia Tenggara dalam hal inovasi kurikulum dan praktik klinis.
Sebagai penutup, kerja sama Unusa dengan Lokman Hekim University Turki bukan hanya sekadar penandatanganan dokumen. Ini adalah deklarasi visi, komitmen terhadap keunggulan, dan investasi strategis dalam masa depan pendidikan kesehatan Indonesia. Dengan langkah ini, Unusa tidak hanya meningkatkan kualitas internalnya, tetapi juga memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam lanskap pendidikan kesehatan global, siap mencetak generasi profesional kesehatan yang relevan, kompeten, dan berdaya saing tinggi di panggung dunia.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id.