JAKARTA (RAKYATINDEPENDEN) – Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita setengah ton atau tepatnya 503.715,65 gram narkotika dari tangan 53 tersangka yang berasal dari 11 jaringan narkotika di berbagai daerah strategis di Indonesia.
“Pada periode Agustus sampai September, total barang bukti narkotika yang diamankan 503.715,65 gram atau hampir setengah ton lebih,” ujar Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto, Senin (15/9/2025).
Ia menjelaskan setengah ton narkotika yang berhasil diamankan itu terdiri atas narkotika jenis sabu sebanyak 60.226,71 gram, sabu cair 352 mililiter, ganja 441.376,17 gram, dan ekstasi 2.134 butir atau 791,77 gram.
Kemudian, narkotika jenis kokain sebanyak 1.321 gram, ganja sintetis 80 mililiter, serta bahan kimia padat 4.674,37 gram, dan bahan kimia cairan 5.483 mililiter.
“Kami bekerja dengan cepat antara BNN pusat dan BNN provinsi bersinergi dengan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait berhasil melumpuhkan 11 jaringan narkotika di berbagai daerah strategis dengan 53 tersangka,” terang Kepala BNN.
Pada periode sama, BNN juga membongkar kasus laboratorium yang memproduksi narkotika (clandestine laboratory) jenis sabu dengan skala industri rumahan. BNN pun mengamankan vape yang mengandung narkotika dan obat berbahaya.
Selain itu, BNN berhasil mengungkap kasus hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) jaringan Sutarnedi dan kawan-kawan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan. “Total aset dari bisnis haram ini diestimasikan senilai Rp52.788.500.000,” tambah Kepala BNN.
Menurut dia, upaya yang dilakukan BNN itu telah menyelamatkan lebih dari 1,1 juta jiwa dari bahaya narkotika sekaligus mencegah kerugian ekonomi negara sebesar Rp130 miliar.
“Angka ini bukan hanya sekadar barang bukti, melainkan cermin dari besarnya ancaman yang dihadapi bangsa ini,” ujar Kepala BNN.
Selain memberantas peredaran barang haram tersebut melalui kampanye perangi narkoba demi kemanusiaan (war on drugs for humanity), Suyudi menambahkan BNN juga akan memperkuat program rehabilitasi bagi penyalahguna.
“Perang melawan narkotika tidak semata-mata memenjarakan, tetapi juga memberikan harapan membangun kembali kehidupan dan memastikan bangsa Indonesia terbebas dari ancaman narkotika,” imbuh Kepala BNN.
Kepala BNN mengatakan pemberantasan narkotika membutuhkan kerja sama lintas sektor. Tidak hanya pemerintah, peran berbagai elemen masyarakat juga dinilai penting untuk memutus peredaran barang haram tersebut di tanah air.
“Kami mengajak segenap elemen bangsa, pemerintah, swasta, akademisi, media, komunitas, dan keluarga untuk bersama-sama memperkuat langkah war on drugs for humanity. Dengan kebersamaan inilah kita dapat memutus mata rantai peredaran narkotika dan menyelamatkan masa depan bangsa,” ujar Kepala BNN.
**(Red)