Lamongan (rakyatindependen.id) – Upaya strategis diversifikasi pertanian terus menjadi pilar utama pembangunan sektor pangan yang didorong oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah keberhasilan pengembangan budidaya bawang merah yang kini mulai menunjukkan ekspansi signifikan di berbagai wilayah, membuka cakrawala baru bagi ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Puncak dari keberhasilan ini terlihat jelas saat Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, turut serta dalam momen panen raya bawang merah di Desa Sukorame, Kecamatan Sukorame, pada Rabu, 10 September lalu, sebuah perayaan atas kerja keras dan visi pertanian berkelanjutan.
Langkah diversifikasi ini bukan sekadar inisiatif sesaat, melainkan bagian integral dari strategi jangka panjang Pemkab Lamongan untuk membangun sektor pertanian yang lebih tangguh dan adaptif. Selama beberapa dekade, pertanian Lamongan sangat bergantung pada komoditas tradisional seperti padi dan tembakau. Meskipun kedua komoditas ini memiliki peran vital, ketergantungan yang berlebihan membawa risiko inheren, termasuk fluktuasi harga pasar yang tidak menentu, kerentanan terhadap perubahan iklim ekstrem, dan potensi serangan hama serta penyakit yang dapat menghantam produksi secara masif. Oleh karena itu, memperkenalkan dan mengembangkan komoditas alternatif seperti bawang merah menjadi krusial untuk mendistribusikan risiko, menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi petani, dan memastikan pasokan pangan yang stabil di tengah dinamika pasar global dan tantangan lingkungan. Visi ini selaras dengan agenda ketahanan pangan nasional yang menekankan pentingnya keragaman produksi untuk mengamankan pasokan dan menstabilkan harga komoditas pokok.
Suasana panen raya di Desa Sukorame begitu semarak, mencerminkan optimisme yang membuncah di kalangan petani. Hamparan lahan yang sebelumnya mungkin ditanami komoditas lain, kini dipenuhi dengan rumpun bawang merah yang subur, siap dipanen. Bupati Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Pak Yes, tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, tetapi juga berinteraksi langsung dengan para petani, mendengarkan cerita sukses dan tantangan yang mereka hadapi. Dalam pidatonya, Pak Yes menegaskan bahwa bawang merah bukan hanya sekadar komoditas alternatif, melainkan instrumen penting untuk memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat. Kehadiran beliau di tengah-tengah petani merupakan bentuk apresiasi dan dukungan moral yang sangat berarti, menunjukkan bahwa pemerintah daerah serius dalam mengawal dan mendukung setiap inovasi di sektor pertanian. Panen raya ini menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan petani dapat menghasilkan transformasi signifikan dalam praktik pertanian lokal.
Lebih lanjut, Pak Yes menjelaskan alasan strategis mengapa bawang merah menjadi fokus utama dalam agenda diversifikasi pertanian Lamongan. "Karena selain beras dan minyak, bawang merah masuk kategori tiga besar bahan pokok yang sering mengalami fluktuasi harga di pasaran. Oleh karena itu, dengan meningkatkan produksi bawang merah secara lokal, kita tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan daerah tetapi juga berkontribusi pada stabilisasi harga di tingkat regional dan nasional," ujar Pak Yes. Potensi keuntungan yang ditawarkan bawang merah bagi petani juga sangat menjanjikan. Dengan harga jual yang cenderung stabil dan tinggi, serta permintaan pasar yang konstan, bawang merah memberikan prospek ekonomi yang lebih cerah dibandingkan beberapa komoditas lainnya. Komoditas ini juga menunjukkan adaptasi yang baik terhadap kondisi tanah dan iklim di Lamongan, bahkan di area yang mungkin kurang ideal untuk padi atau tembakau. Ini menjadikannya pilihan yang tepat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan dan sumber daya air secara efisien.
Data terbaru dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan mengonfirmasi keberhasilan program ini. Hingga periode terkini, tercatat sudah ada 64 hektare lahan bawang merah yang berhasil dipanen dengan kualitas yang sangat baik, menunjukkan potensi produksi yang besar dan berkelanjutan. Kepala DKPP Lamongan, Mugito, menjelaskan bahwa pengembangan bawang merah tidak lagi terbatas pada wilayah selatan Lamongan yang secara geografis lebih kering, tetapi telah menyebar ke berbagai kecamatan lain seperti Sekaran dan Babat. Ekspansi ini menunjukkan bahwa bawang merah memiliki fleksibilitas tinggi dan dapat tumbuh subur di berbagai kondisi agroekologi di Lamongan. Mugito juga menambahkan bahwa "Bawang merah cukup menguntungkan bagi petani. Selain memiliki harga jual yang tinggi, proses budidayanya relatif hemat air, sebuah keunggulan signifikan di tengah tantangan ketersediaan air. Komoditas ini juga lebih tahan dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT), yang pada gilirannya mengurangi risiko kerugian dan biaya produksi bagi petani." Keunggulan-keunggulan ini menjadikan bawang merah sebagai pilihan cerdas bagi petani yang ingin meningkatkan produktivitas dan profitabilitas usahanya.
Sebagai wujud nyata dukungan pemerintah terhadap para petani, Pemkab Lamongan turut menyerahkan berbagai bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) di lokasi panen raya di Sukorame. Bantuan ini mencakup combine harvester padi, yang meskipun namanya padi, seringkali dapat diadaptasi untuk efisiensi panen komoditas lain atau sebagai bagian dari paket dukungan pertanian secara umum; benih bawang merah unggul untuk memastikan kualitas dan produktivitas; cultivator untuk pengolahan lahan yang lebih efisien; pompa air untuk menunjang irigasi, terutama di musim kemarau; hingga berbagai peralatan pendukung budidaya lainnya. Setiap item alsintan ini dipilih secara cermat untuk mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi petani, mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi biaya tenaga kerja, dan mempercepat proses produksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing petani Lamongan. Program penyuluhan dan pendampingan teknis juga terus digencarkan oleh DKPP Lamongan, memastikan petani memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola budidaya bawang merah secara optimal.
Dampak positif dari program diversifikasi dan dukungan pemerintah ini telah mulai dirasakan langsung oleh para petani dan perekonomian lokal. Pendapatan petani bawang merah mengalami peningkatan yang signifikan, memungkinkan mereka untuk memperbaiki taraf hidup keluarga, berinvestasi lebih lanjut pada lahan pertanian, atau bahkan membiayai pendidikan anak-anak mereka. Keberhasilan ini juga menciptakan efek domino pada ekonomi lokal, dengan munculnya peluang kerja baru di sektor pengolahan, transportasi, dan pemasaran bawang merah. Desa-desa yang aktif dalam budidaya bawang merah menunjukkan geliat ekonomi yang lebih dinamis, mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Rasa percaya diri petani pun meningkat, karena mereka melihat hasil nyata dari upaya mereka yang didukung penuh oleh pemerintah daerah. Ini adalah contoh bagaimana kebijakan pertanian yang tepat dapat memberdayakan komunitas dan mendorong pembangunan berkelanjutan dari bawah.
Ke depan, Pemkab Lamongan berkomitmen untuk terus memperluas areal tanam bawang merah dan mengintensifkan dukungan kepada petani. Rencana pengembangan mencakup pengenalan varietas unggul yang lebih adaptif, penerapan teknologi pertanian presisi, serta pengembangan produk olahan bawang merah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas. Penelitian dan pengembangan akan terus dilakukan untuk menemukan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan pertanian, termasuk perubahan iklim dan serangan hama. Selain itu, pemerintah juga berupaya membangun jaringan pasar yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional, untuk memastikan produk bawang merah Lamongan dapat diakses oleh konsumen yang lebih banyak. Dengan strategi komprehensif ini, Lamongan berambisi tidak hanya menjadi lumbung pangan padi, tetapi juga produsen bawang merah terkemuka di Indonesia, memperkuat posisi daerah sebagai salah satu sentra pertanian unggulan yang adaptif dan berkelanjutan.
Panen raya bawang merah di Sukorame adalah lebih dari sekadar perayaan hasil panen; ini adalah simbol keberhasilan strategi diversifikasi pertanian Lamongan yang visioner, sebuah langkah maju yang signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan daerah, menstabilkan harga komoditas pokok, dan secara fundamental meningkatkan kesejahteraan para petani. Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah dan semangat inovasi dari para petani, masa depan pertanian Lamongan tampak semakin cerah dan menjanjikan.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id