Kabupaten Lamongan kembali mengukir prestasi gemilang, menjadi daerah terdepan di Jawa Timur dalam realisasi program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP). Keberhasilan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dan Kepala Dinas Koperasi dan UMK Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa, pada momen penting Kick Off Pelatihan Pendamping KDMP se-Provinsi Jawa Timur yang berlangsung di Asrama Haji Surabaya pada Senin, 31 Oktober 2025. Lamongan tidak hanya menunjukkan komitmen, tetapi juga bukti nyata dari efektivitas program yang bertujuan untuk menguatkan kemandirian ekonomi di tingkat desa dan kelurahan.
Kehadiran Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, dalam acara tersebut, menjadi representasi kuat dari komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan terhadap pengembangan koperasi. Dirham Akbar Aksara dengan bangga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada 96 KDMP yang beroperasi secara aktif di Kota Soto, sebuah angka yang menempatkan Lamongan pada posisi puncak sebagai kabupaten dengan jumlah KDMP beroperasi terbanyak di seluruh Jawa Timur. Tidak hanya itu, progres Lamongan juga terlihat dari 39 KDMP lainnya yang masih dalam tahap pembangunan, menjanjikan perluasan jangkauan dan dampak positif program di masa mendatang. Jumlah ini juga sekali lagi menegaskan dominasi Lamongan dalam inisiatif pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
“Pada kegiatan hari ini, Kabupaten Lamongan mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Pak Wagub terkait progres KDMP. Progres KDMP Lamongan menjadi paling unggul di Jawa Timur, mulai dari jumlah yang sudah beroperasi, progres pembangunan, hingga berbagai aspek lainnya,” ujar Dirham, menggambarkan semangat dan motivasi yang melingkupi jajaran pemerintah daerah dan masyarakat Lamongan. Apresiasi ini bukan sekadar pujian, melainkan pengakuan atas kerja keras, perencanaan matang, dan implementasi yang efektif di lapangan. Keberhasilan ini menjadi cerminan dari sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi ekonomi kerakyatan.
Lebih jauh, Wakil Bupati Dirham Akbar Aksara juga memaparkan data yang menunjukkan cakupan program KDMP di Lamongan yang sangat komprehensif. Seluruh 474 KDMP di Kabupaten Lamongan telah terdaftar secara resmi dalam Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Simkopdes). Simkopdes ini merupakan platform digital krusial yang berfungsi sebagai pusat data dan alat monitoring untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan koperasi. Dengan terdaftarnya seluruh koperasi, pemerintah daerah memiliki visibilitas penuh terhadap perkembangan masing-masing unit, memungkinkan intervensi yang tepat waktu dan terarah. “Ada 155 KDMP yang juga telah melakukan input lokasi pembangunan gerai,” tambah Dirham, mengindikasikan bahwa sebagian besar koperasi tidak hanya terdaftar secara administratif, tetapi juga aktif dalam menyiapkan infrastruktur fisik untuk operasional mereka, seperti toko atau pusat distribusi produk lokal.
Apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini, bagi Pemkab Lamongan, bukan hanya sekadar penghargaan, melainkan pendorong semangat untuk terus memperkuat kinerja KDMP di tingkat desa dan kelurahan. Dirham Akbar Aksara menegaskan komitmen Pemkab Lamongan untuk memastikan bahwa fungsi KDMP dapat berjalan optimal sesuai dengan tujuan awalnya. “Pemkab Lamongan terus berkomitmen menghadirkan fungsi KDMP seperti yang dimaksud Pak Presiden Prabowo, yakni menguatkan kemandirian desa dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa program KDMP bukan sekadar inisiatif lokal, melainkan bagian integral dari visi pembangunan nasional yang lebih besar, berfokus pada penguatan ekonomi akar rumput dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di pelosok negeri. Konsep kemandirian desa melalui koperasi ini diyakini mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berdaya tahan dan inklusif.
Untuk memastikan keberlanjutan dan maksimalisasi kinerja KDMP, Pemkab Lamongan telah menyiapkan struktur pendampingan yang solid. Sebanyak 48 pendamping akan dikerahkan untuk mendampingi koperasi-koperasi tersebut. Sistem pendampingan ini dirancang secara terstruktur dengan adanya 8 koordinator pendamping yang masing-masing bertanggung jawab untuk mendampingi 12 KDMP. Para pendamping ini memiliki peran krusial dalam memberikan bimbingan teknis, fasilitasi, serta monitoring operasional koperasi. Mereka menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan implementasi di lapangan, memastikan bahwa setiap koperasi mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk berkembang. Kontrak kerja para pendamping ini bersifat per tiga bulan, dengan komitmen pembayaran gaji bulan Oktober 2025 yang akan dicairkan pada minggu kedua November 2025, menunjukkan profesionalisme dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk program ini.
Program KDMP sendiri merupakan sebuah inisiatif strategis yang bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat koperasi sebagai soko guru ekonomi bangsa, dimulai dari unit terkecil, yaitu desa dan kelurahan. Koperasi ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat, mulai dari penyediaan kebutuhan pokok, pemasaran produk unggulan desa, hingga fasilitasi akses permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal. Dengan demikian, KDMP tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan pendapatan anggota, mengurangi disparitas ekonomi, dan mendorong inovasi di tingkat lokal. Kehadiran 96 KDMP yang beroperasi di Lamongan menjadi bukti konkret bahwa model ini dapat diterapkan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Dampak positif dari program KDMP di Lamongan diperkirakan akan meluas ke berbagai sektor. Secara ekonomi, koperasi-koperasi ini akan memperkuat rantai pasok lokal, mengurangi ketergantungan pada distributor luar, dan menciptakan nilai tambah bagi produk-produk desa. Dengan adanya gerai-gerai yang dibangun, produk-produk UMKM desa akan memiliki pasar yang lebih pasti dan akses yang lebih mudah bagi konsumen. Secara sosial, KDMP juga berperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, membangun rasa kebersamaan, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Pelatihan dan pendampingan yang diberikan tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga aspek manajerial dan kepemimpinan, sehingga anggota koperasi dapat mengelola usahanya secara profesional dan berkelanjutan.
Keberhasilan Lamongan dalam mengimplementasikan KDMP juga tidak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan, melihat Lamongan sebagai contoh teladan. Pelatihan Pendamping KDMP se-Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Surabaya merupakan bukti komitmen Pemprov untuk mereplikasi kesuksesan Lamongan ke daerah-daerah lain. Melalui pelatihan ini, para pendamping dari seluruh Jawa Timur diharapkan dapat menimba ilmu dan pengalaman dari model yang telah diterapkan di Lamongan, sehingga program KDMP dapat merata dan memberikan manfaat yang maksimal di seluruh wilayah Jawa Timur.
Melihat ke depan, Lamongan bertekad untuk terus mengembangkan dan memperkuat jaringan KDMP yang sudah ada. Tantangan ke depan mungkin termasuk peningkatan kapasitas manajerial koperasi, perluasan akses pasar digital, serta diversifikasi produk dan layanan yang ditawarkan. Namun, dengan fondasi yang kuat, komitmen pemerintah daerah, serta semangat juang masyarakat, Lamongan optimis dapat terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi desa melalui koperasi. Model Lamongan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi nasional, menunjukkan bahwa dengan kepemimpinan yang visioner dan eksekusi yang cermat, pembangunan ekonomi berbasis komunitas dapat menjadi tulang punggung kemajuan bangsa.
rakyatindependen.id
