Kabupaten Pacitan bersiap menyambut era baru dalam sektor pariwisata dan ekonomi dengan pembangunan hotel berbintang empat pertama di wilayahnya. Proyek prestisius ini digagas oleh Tan Corporation (Tancorp), sebuah konglomerasi yang dikenal dengan diversifikasi investasinya di berbagai sektor, termasuk perhotelan. Hotel modern ini akan berdiri megah di kawasan strategis Ploso, tepat di seberang Museum dan Galeri Seni SBY*ANI, sebuah lokasi yang tidak hanya menawarkan pemandangan indah tetapi juga kedekatan dengan salah satu ikon budaya dan sejarah penting Pacitan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Pacitan, Andy Faliandra, mengungkapkan bahwa proses peletakan batu pertama atau groundbreaking dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan Desember mendatang. Jadwal ini ditetapkan setelah serangkaian konsultasi intensif terkait desain arsitektur dan interior dengan Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga merupakan pemilik lahan tempat hotel ini akan dibangun. Keterlibatan langsung SBY dalam proses perencanaan menunjukkan komitmen mendalam terhadap kualitas dan keselarasan proyek ini dengan visi pengembangan Pacitan secara keseluruhan, sekaligus menambahkan sentuhan personal pada proyek berskala besar ini.
Investasi yang digelontorkan untuk pembangunan hotel ini ditaksir mencapai lebih dari Rp100 miliar, sebuah angka yang menggarisbawahi skala dan ambisi proyek tersebut. Dengan konsep bisnis yang kuat, hotel ini diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas akomodasi semata, tetapi juga berfungsi sebagai katalisator utama bagi peningkatan aktivitas perekonomian dan sektor pariwisata di Pacitan. Kehadiran hotel berbintang empat ini akan memenuhi celah pasar yang selama ini belum tergarap, terutama untuk segmen wisatawan dan pebisnis yang mencari standar pelayanan dan fasilitas yang lebih tinggi.
Andy Faliandra menegaskan bahwa kehadiran hotel berbintang akan memberikan dampak berlipat ganda (multiplier effect) yang positif dan signifikan bagi pertumbuhan daerah. “Hadirnya hotel berbintang tentunya akan memberi multiplier effect yang positif bagi masyarakat, baik melalui peningkatan kunjungan wisata, tersedianya fasilitas memadai untuk pertemuan bisnis, hingga terbukanya lapangan kerja baru,” ujarnya, menjelaskan secara gamblang spektrum manfaat yang akan dirasakan. Dampak ini akan merangkum berbagai aspek, mulai dari penciptaan lapangan kerja langsung dan tidak langsung, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak dan retribusi, hingga stimulasi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.
Secara spesifik, pembangunan dan operasional hotel ini akan membuka ratusan lapangan kerja baru. Selama fase konstruksi, proyek ini akan menyerap tenaga kerja dari sektor konstruksi, insinyur, arsitek, dan berbagai pekerja terampil lainnya. Setelah beroperasi penuh, hotel akan membutuhkan staf di berbagai departemen, mulai dari manajemen hotel, layanan kamar, makanan dan minuman (F&B), pemasaran, keamanan, kebersihan, hingga sumber daya manusia. Ini berarti kesempatan kerja yang substansial bagi penduduk lokal, membantu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pelatihan dan pengembangan keterampilan juga kemungkinan akan menjadi bagian dari inisiatif ini, memberdayakan warga Pacitan dengan keahlian baru di industri perhotelan.
Lebih jauh, keberadaan hotel berbintang akan secara drastis meningkatkan daya tarik Pacitan sebagai destinasi wisata. Selama ini, Pacitan dikenal dengan keindahan alamnya yang menawan, seperti Goa Gong, Pantai Klayar, dan Sungai Maron, namun seringkali terkendala oleh keterbatasan fasilitas akomodasi yang berstandar internasional. Dengan adanya hotel ini, wisatawan yang mencari kenyamanan dan kemewahan tidak perlu lagi khawatir, sehingga mendorong kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk tinggal lebih lama dan menjelajahi lebih banyak potensi Pacitan. Ini akan mendorong peningkatan okupansi di berbagai destinasi wisata, memicu pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor terkait seperti transportasi lokal, pemandu wisata, dan toko cinderamata.
Selain pariwisata, sektor pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) juga akan mendapatkan dorongan signifikan. Hotel ini akan dilengkapi dengan fasilitas konferensi dan ballroom yang modern dan luas, mampu menampung berbagai acara berskala besar, mulai dari seminar nasional, lokakarya korporat, hingga resepsi pernikahan. Ini akan menjadikan Pacitan sebagai lokasi pilihan untuk kegiatan bisnis dan sosial, yang sebelumnya mungkin lebih memilih kota-kota besar lainnya. Kedatangan peserta MICE akan mendatangkan pengeluaran tambahan untuk akomodasi, makanan, transportasi, dan rekreasi, yang semuanya akan berputar dalam ekonomi lokal.
Penempatan hotel di seberang Museum dan Galeri Seni SBY*ANI juga merupakan langkah strategis. Museum ini sendiri merupakan daya tarik signifikan yang mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia, khususnya dari perspektif mantan presiden. Sinergi antara hotel dan museum akan menciptakan sebuah ekosistem pariwisata terpadu, di mana pengunjung dapat menikmati pengalaman budaya yang mendalam sekaligus mendapatkan akomodasi premium. Wisatawan museum dapat dengan mudah mengakses fasilitas hotel, dan sebaliknya, tamu hotel dapat dengan nyaman mengunjungi museum, memperkaya pengalaman mereka di Pacitan. Ini juga akan memperkuat citra Pacitan sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki warisan budaya yang kuat dan fasilitas modern.
Keterlibatan Tancorp dalam proyek ini juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan Pacitan. Tancorp, dengan rekam jejaknya yang terbukti, kemungkinan melihat Pacitan sebagai pasar yang belum tergarap dengan potensi keuntungan jangka panjang yang besar. Investasi sebesar Rp100 miliar bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan dari komitmen serius untuk mengembangkan infrastruktur pariwisata yang berkualitas tinggi. Ini juga dapat menjadi sinyal bagi investor lain untuk mempertimbangkan Pacitan sebagai tujuan investasi yang menjanjikan di masa depan.
Proyek ini tidak hanya tentang pembangunan fisik sebuah hotel, melainkan tentang pembentukan sebuah "ikon baru" bagi Pacitan di sektor perhotelan. Ikon ini akan menjadi simbol kemajuan dan modernisasi, menegaskan posisi Pacitan sebagai destinasi wisata yang terus berkembang dan pusat kegiatan ekonomi yang semakin penting di wilayah selatan Jawa Timur. Dengan fasilitas yang lengkap dan layanan berstandar internasional, hotel ini akan mengangkat citra Pacitan dari sekadar kota kecil menjadi destinasi yang mampu bersaing di kancah pariwisata regional dan nasional.
Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui DPMPTS, telah menunjukkan dukungan penuh terhadap investasi ini, menciptakan iklim yang kondusif bagi investor. Proses perizinan yang efisien dan dukungan kebijakan yang pro-investasi adalah kunci keberhasilan dalam menarik proyek-proyek berskala besar seperti ini. Kolaborasi antara pemerintah daerah, pemilik lahan, dan investor swasta menjadi contoh model pembangunan yang sinergis dan berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, hotel berbintang pertama ini diharapkan menjadi pintu gerbang bagi pembangunan infrastruktur pariwisata yang lebih luas di Pacitan. Dengan adanya fasilitas akomodasi berkelas, kebutuhan akan sarana pendukung lainnya seperti transportasi yang lebih baik, pusat kuliner, dan destinasi rekreasi tambahan juga akan meningkat. Hal ini akan menciptakan efek domino yang positif, memicu investasi lebih lanjut dan pembangunan yang lebih komprehensif di seluruh sektor.
Jika proyek ini terwujud sesuai rencana, Pacitan tidak hanya akan memiliki sebuah hotel, tetapi juga sebuah fondasi kuat untuk masa depan yang lebih cerah, di mana pariwisata dan ekonomi lokal dapat tumbuh subur. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam mewujudkan potensi penuh Pacitan sebagai mutiara tersembunyi di selatan Jawa Timur, siap menyambut wisatawan dan pebisnis dari seluruh penjuru dengan keramahan dan fasilitas terbaik.
[rakyatindependen.id]