Perhatikan Gizi Balita dan Ibu Hamil, Pemkab Bojonegoro Lakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), di Pendopo Kecamatan Purwosari

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro serius memperhatikan gizi balita dan ibu hamil guna mewujudkan keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Langkah nyata dilakukan dengan cara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil, di Pendopo Kecamatan Purwosari, Kamis (5/6/2025).

Kegiatan PMT dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah bersama Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro Cantika Wahono.  

Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah mengatakan, kekurangan gizi pada masa kehamilan dan balita dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak. Bahkan dapat menyebabkan stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.

”Pemberian makanan tambahan yang menyasar langsung pada ibu hamil dan balita ini adalah salah satu wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah gizi,” ujarnya. 

Untuk itu, kata Wabup Nurul Azizah, upaya pemenuhan gizi masyarakat yang telah dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro adalah intervensi gizi dan intervensi sensitif.

Lanjut Nurul Azizah,, hal itu meliputi skrining dan penanganan ibu hamil dengan masalah gizi, yaitu Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia dengan pemberian PMT lokal maupun pabrikan/susu bagi ibu hamil bermasalah gizi dan pemberian 180 tablet MMS (Multiple Micronutrient Suplementation) bagi setiap ibu hamil.

Selain itu juga Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), PMT bagi balita bermasalah gizi, serta peningkatan kualitas layanan posyandu, pemberian TTD satu kali seminggu setiap Selasa pada remaja putri, dan skrining kesehatan pada catin.

Wabup Nurul Azizah juga menjelaskan, langkah memerangi kasus stunting ini juga dilakukan lintas organisasi perangkat daerah (OPD). Pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) terdapat program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan), Gerakan Minum Susu, Makan Daging dan Telur (Gerimis Madu), Kolam Lele Keluarga (Kolega), dan Gayatri yaitu Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri.

Sedangkan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terdapat program pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan bantuan beras dan makanan olahan ikan bagi balita dari keluarga miskin.

Di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman (DPKP) Cipta karya terdapat program perbaikan sanitasi lingkungan dengan penyediaan rumah layak huni dan jamban sehat. Juga ada program-program di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB). 

“Program-program tersebut telah terbukti menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Bojonegoro dan mendukung terwujudnya Bojonegoro yang Bahagia, Makmur dan Membanggakan,” pungkasnya. 

Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro Cantika Wahono menjelaskan, salah satu upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Bojonegoro adalah dengan memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil, balita gizi buruk, stunting, gizi kurang dan balita yang tidak naik berat badannya. Juga menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Menjaga gaya hidup yang perlu dilakukan,” tuturnya. 

Cantika mengimbau warga selalu memperhatikan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan setelah BAB, konsumsi air bersih, makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman. Juga memberi ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan dan MPASI bagi balita 6-24 bulan.

Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, membuan sampah pada tempatnya dan mengelola limbah dengan baik.

“Menjaga lingkungan rumah bebas dari asap rokok dan narkoba juga menjadi bagian dari PHBS,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan ini, ibu hamil dan orang tua balita semakin memahami pentingnya pemberian makanan tambahan serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat mencegah terjadinya masalah gizi di kemudian hari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Ninik Susmiati menjelaskan, sasaran PMT di Kecamatan Purwosari pada hari ini merupakan ibu hamil dan balita dengan masalah gizi serta penderita TBC yang berasal dari wilayah Kecamatan Purwosari, Gayam, Kalitidu, Malo, Ngambon, Kasiman, Ngraho, Padangan, Purwosari dan Tambakrejo sejumlah 150 orang.

“PMT berupa susu dengan jenis sesuai kebutuhan, biskuit kaya gizi bagi balita, multivitamin, dan obat TBC bagi penderita TBC,” ujarnya.

Selain pemberian PMT ini, saat ini di seluruh Puskesmas di Kabupaten Bojonegoro sedang dilaksanakan PMT berbahan lokal bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) 680 orang, 1.310 balita gizi kurang, 914 balita BB kurang dan 1.405 balita yang tidak naik berat badannya.

Berdasarkan hasil penimbangan di seluruh posyandu di Kabupaten Bojonegoro pada April 2025 yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan melalui Aplikasi SigiziKesga, ada sebanyak 67.395 orang atau 99,93 persen balita telah diukur status gizinya. 

Data masalah gizi pada balita di Kabupaten Bojonegoro terbaru, ada 5.279 orang atau 7,83 persen balita BB kurang. Sedangkan balita dengan gizi kurang ada 3.155 orang atau 4,68 persen. Sementara balita stunting 1.372 orang atau 2.04 persen. Dan balita dengan gizi buruk ada 23 orang. Semua ini dengan penyakit penyerta.

**(Red)

Exit mobile version