Gubernur Khofifah Pastikan Ketahanan Pangan Jatim Terjaga Lewat Pembangunan Krusial Spillway Sungai Tanggul Jember

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung progres pembangunan infrastruktur pelimpah luapan air atau spillway di Sungai Tanggul, yang berlokasi strategis di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, pada Sabtu, 13 September 2025. Kunjungan lapangan ini menjadi penegasan komitmen pemerintah provinsi dalam mengatasi masalah krusial yang telah menghantui ribuan petani selama bertahun-tahun, sekaligus memperkuat ketahanan pangan regional dan nasional. Proyek vital ini dirancang untuk mengembalikan alur asli Sungai Tanggul yang sempat terganggu, memastikan suplai air irigasi yang stabil bagi 1.046 hektare lahan persawahan produktif di wilayah hilir, yang merupakan tulang punggung ekonomi pertanian setempat.

Sejarah kelam bencana alam menjadi pemicu utama di balik urgensi pembangunan spillway ini. Pasca-banjir besar yang melanda Jember pada tahun 2019, Sungai Tanggul mengalami perubahan morfologi yang drastis. Kekuatan arus banjir saat itu membentuk shortcut atau muara baru, mengalihkan aliran air sungai secara langsung menuju laut tanpa melewati jalur irigasi yang seharusnya. Konsekuensi dari perubahan alur sungai ini sangat fatal: ribuan hektare lahan persawahan di Desa Paseban dan sekitarnya, yang sebelumnya mengandalkan Sungai Tanggul sebagai sumber irigasi utama, tiba-tiba kehilangan pasokan air. Akibatnya, produktivitas pertanian anjlok drastis, mengancam mata pencaharian dan ketahanan ekonomi para petani serta masyarakat pesisir di selatan Jember. Situasi ini menciptakan tantangan besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor vital di Jawa Timur.

Sejak insiden banjir tahun 2019, pemerintah Provinsi Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah, tidak tinggal diam. Berbagai upaya dan strategi telah digulirkan untuk mengembalikan fungsi vital aliran sungai agar dapat kembali mengairi lahan persawahan yang kering kerontang. Proses perencanaan dan implementasi proyek ini memakan waktu dan melibatkan berbagai tahapan krusial. Salah satu langkah fundamental yang berhasil dicapai adalah pembebasan lahan pada tahun 2022 di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Proses pembebasan lahan ini menjadi fondasi awal yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan spillway, menunjukkan keseriusan dan koordinasi lintas sektor dalam menyelesaikan masalah ini. Tanpa pembebasan lahan yang tepat, proyek infrastruktur sebesar ini tidak akan dapat direalisasikan.

"Maka pembangunan spillway ini harus dilakukan agar aliran Sungai Tanggul bisa kembali mengairi 1.046 hektare sawah di wilayah ini," tegas Gubernur Khofifah saat meninjau lokasi proyek. Pernyataan ini mencerminkan prioritas tinggi pemerintah provinsi terhadap sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Luasnya lahan yang terdampak, mencapai lebih dari seribu hektare, menunjukkan skala masalah yang dihadapi dan betapa pentingnya solusi yang komprehensif seperti pembangunan spillway ini. Kawasan ini dikenal sebagai lumbung padi dan sentra komoditas pertanian lainnya, sehingga pemulihan irigasi adalah kunci untuk mengembalikan produktivitas dan memastikan pasokan pangan yang stabil.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menyampaikan detail penting mengenai aspek pembiayaan dan multifungsi proyek ini. Infrastruktur spillway Sungai Tanggul dibangun dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur senilai Rp 15,6 miliar. Angka ini mencerminkan investasi besar pemerintah provinsi dalam upaya pemulihan lingkungan dan ekonomi masyarakat. Selain fungsi utamanya untuk mengembalikan suplai air bagi sektor pertanian, proyek ini juga memiliki peran ganda yang sangat strategis. Pertama, spillway ini dirancang untuk mengendalikan kerusakan alur Sungai Tanggul yang diakibatkan oleh terbentuknya muara baru, mencegah erosi lebih lanjut dan menjaga stabilitas ekosistem sungai. Kedua, spillway ini berfungsi sebagai alat pembagi debit banjir, memastikan aliran air saat musim hujan dapat terkendali dan disalurkan secara aman, sehingga mengurangi risiko banjir di wilayah hilir yang padat penduduk dan lahan pertanian. Ini adalah contoh nyata dari pendekatan holistik dalam manajemen sumber daya air yang tidak hanya fokus pada satu aspek, melainkan pada keberlanjutan dan mitigasi risiko jangka panjang.

Sungai Tanggul sendiri, dengan panjang membentang 23,5 kilometer, merupakan bagian integral dari Wilayah Sungai (WS) Bondoyudo-Bedadung. Kewenangan pengelolaan sungai ini berada di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur. Struktur kewenangan ini memastikan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek dilakukan secara terkoordinasi dan sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Keberadaan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jatim dalam mengelola proyek ini menjamin bahwa setiap tahapan pembangunan mengikuti kaidah-kaidah teknik sipil dan hidrologi yang tepat, demi keberhasilan jangka panjang dan efektivitas spillway dalam menjalankan fungsinya.

Hingga kunjungan Gubernur, progres pembangunan spillway ini telah mencapai 55,26 persen. Angka ini menunjukkan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal dan berada pada fase krusial penyelesaian struktur utama. Pekerjaan yang telah dan sedang dilakukan meliputi serangkaian tahapan teknis yang kompleks. Salah satunya adalah pemasangan beton bertulang untuk struktur utama pelimpah. Mercu pelimpah ini memiliki tinggi 2,5 meter dan didesain berbentuk ogee (bulat), sebuah profil hidrolik yang optimal untuk mengalirkan air dengan efisien dan meminimalkan turbulensi, mengurangi risiko erosi pada struktur dan area di bawahnya. Dimensi mercu ini adalah lebar 5,3 meter dan panjang 47,5 meter, menunjukkan skala yang cukup besar untuk mengakomodasi volume air yang signifikan.

Selain itu, dilakukan pula pemasangan Sistem Panel Serbaguna (SPS) pada sayap pelimpah. Pemasangan SPS ini meliputi area hulu kanan sepanjang 33 meter, hilir kanan 20 meter, hulu kiri 37 meter, dan hilir kiri 20 meter. SPS berfungsi untuk memperkuat struktur sayap dan mencegah erosi pada sisi-sisi spillway, memastikan integritas struktural dalam jangka panjang. Proyek juga mencakup pembangunan pintu penguras, sebuah komponen penting untuk mengelola sedimen dan mengatur debit air. Pintu penguras ini memiliki dimensi lebar 2 meter dan tinggi 11,5 meter, terbuat dari bahan fiberglass yang dikenal tahan korosi dan ringan, memudahkan operasional dan pemeliharaan. Pekerjaan lain yang tak kalah penting adalah mobilisasi alat berat, pembuatan kisdam (bendungan sementara) untuk pengalihan aliran air selama konstruksi, pemasangan bored pile (fondasi tiang bor) untuk stabilitas struktur, pembangunan retaining wall (dinding penahan), serta berbagai struktur beton lainnya yang mendukung keseluruhan sistem spillway. Setiap detail teknis ini dirancang untuk memastikan kekuatan, durabilitas, dan efisiensi operasional spillway.

"Tahap pembangunan yang dibiayai APBD Jatim Tahun Anggaran 2025 ini ditargetkan selesai dalam 270 hari kalender atau tepatnya 21 Desember 2025," jelas Khofifah. Penetapan target waktu yang jelas ini menunjukkan akuntabilitas dan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Selesainya proyek pada akhir tahun 2025 akan membuka peluang emas bagi petani untuk memulai musim tanam berikutnya dengan kondisi irigasi yang optimal.

Gubernur Khofifah berharap penuh bahwa pembangunan spillway ini dapat segera rampung sesuai jadwal, membawa dampak positif yang multifaset bagi masyarakat Jember. Prioritas utamanya adalah peningkatan ketahanan pangan. Dengan kembalinya suplai air irigasi yang memadai, lahan-lahan pertanian yang sebelumnya kering akan kembali subur, memungkinkan peningkatan produksi padi dan komoditas pertanian lainnya. Hal ini secara langsung akan mendukung program pemerintah pusat dalam menjaga stabilitas pasokan pangan nasional. Selain itu, spillway ini juga diharapkan dapat secara signifikan mengurangi risiko banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau, menciptakan keseimbangan hidrologi yang lebih baik di wilayah tersebut. Manfaat jangka panjang lainnya adalah penguatan ketahanan ekonomi masyarakat pesisir dan petani di Jember bagian selatan. Dengan pendapatan yang lebih stabil dari pertanian, masyarakat akan memiliki fondasi ekonomi yang lebih kokoh, mengurangi kerentanan terhadap gejolak ekonomi dan alam.

"Jika spillway selesai tepat waktu, maka musim tanam Januari mendatang sudah bisa berjalan dengan irigasi yang baik. Dengan begitu siklus pertanian kembali normal, produksi pangan meningkat, dan ketahanan ekonomi masyarakat makin kuat," tegasnya lagi, menyoroti dampak langsung proyek terhadap kalender pertanian dan kesejahteraan petani. Siklus pertanian yang teratur adalah kunci keberhasilan panen dan pendapatan petani. Proyek ini bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi tentang memulihkan harapan dan masa depan bagi komunitas pertanian.

Khofifah menambahkan, pembangunan spillway ini juga selaras dengan instruksi pemerintah pusat yang mendorong daerah untuk melakukan pemetaan lahan dan meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan. "Proyek ini bagian dari strategi menjaga ketahanan pangan Jawa Timur," tukasnya. Ini menegaskan bahwa inisiatif di tingkat provinsi ini merupakan bagian dari visi besar nasional untuk mencapai kemandirian pangan, menunjukkan sinergi antara kebijakan daerah dan pusat dalam mencapai tujuan strategis.

Respons positif dan antusiasme datang langsung dari masyarakat yang akan menjadi penerima manfaat utama proyek ini. Masduki, salah seorang petani dari Desa Paseban, dengan tulus mengucapkan terima kasih atas perhatian dan tindakan nyata Gubernur Khofifah. Ia menilai pembangunan spillway ini sebagai solusi nyata dan sangat dinantikan bagi para petani. "Terima kasih Ibu Gubernur Khofifah. Sangat bermanfaat dan memang kami, khususnya para petani, sangat membutuhkannya," ungkap Masduki, mewakili suara ribuan petani yang telah lama menderita akibat kekurangan air. Rasa syukur dan harapan terpancar jelas dari ucapan Masduki, menggambarkan betapa besar dampak proyek ini terhadap kehidupan sehari-hari mereka.

Senada dengan Masduki, Harsono, perwakilan warga dari Kecamatan Kencong, juga menyampaikan harapannya agar spillway ini dapat benar-benar mengoptimalkan pengairan sawah di wilayahnya. Harsono berharap agar aliran sungai dapat kembali maksimal untuk pengairan, membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi para petani di Desa Paseban. "Semoga aliran sungai kembali maksimal untuk pengairan. Terima kasih, semoga petani di Desa Paseban makin makmur dan sejahtera," pungkas Harsono, mewakili harapan kolektif masyarakat Kencong. Testimoni dari Masduki dan Harsono bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan cerminan dari penderitaan panjang yang kini menemukan titik terang melalui intervensi pemerintah. Proyek ini bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan kembali semangat dan harapan masyarakat.

Kunjungan Gubernur Khofifah ke lokasi pembangunan spillway Sungai Tanggul di Jember ini merupakan simbol kuat dari komitmen pemerintah provinsi untuk mengatasi tantangan lingkungan dan ekonomi secara proaktif. Dengan investasi yang signifikan dan perencanaan yang matang, proyek ini diharapkan tidak hanya mengembalikan fungsi vital Sungai Tanggul sebagai sumber irigasi, tetapi juga menjadi katalisator bagi peningkatan ketahanan pangan, mitigasi bencana, dan penguatan ekonomi masyarakat di Jember bagian selatan. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan, memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun benar-benar menjawab kebutuhan dan membawa manfaat nyata bagi seluruh elemen masyarakat. Target penyelesaian pada Desember 2025 menjadi penanda optimisme bahwa musim tanam Januari 2026 akan menjadi awal era baru bagi pertanian yang lebih produktif dan masyarakat yang lebih sejahtera.

rakyatindependen.id

Exit mobile version