Kota Malang Diterjang Badai: Insiden Pohon Tumbang Meningkat, DLH Intensifkan Pemangkasan Preventif Ribuan Pohon

Kota Malang baru-baru ini dilanda serangkaian cuaca ekstrem yang membawa dampak signifikan terhadap infrastruktur hijau perkotaan. Hujan deras yang tak henti-henti, disertai embusan angin kencang yang menerjang dengan kekuatan luar biasa, telah menyebabkan kerugian material dan mengancam keselamatan warga. Pada Minggu, 2 November 2025, misalnya, tercatat sedikitnya 14 pohon besar tumbang di berbagai titik strategis di Kota Malang, memicu kekhawatiran publik dan menuntut respons cepat dari pihak berwenang. Insiden ini bukan hanya sekadar gangguan, melainkan sebuah alarm yang mempertegas urgensi pengelolaan pohon kota yang proaktif dan berkelanjutan di tengah tantangan perubahan iklim.

Menanggapi situasi darurat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang segera mengambil langkah mitigasi. Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond, menegaskan bahwa timnya langsung bergerak cepat melakukan perempesan atau pemangkasan pohon di area-area yang teridentifikasi rawan. Raymond menjelaskan, upaya ini merupakan bagian dari program pemeliharaan berkelanjutan yang telah mereka jalankan, namun intensitasnya kini ditingkatkan mengingat insiden terbaru. "Kami sudah sering melakukan perempesan, tetapi dengan jumlah pohon yang mencapai 12 ribu lebih di seluruh Kota Malang, tentu tidak bisa selesai dalam waktu singkat dan harus dilakukan secara bertahap di berbagai titik," ujar Raymond pada Rabu, 5 November 2025, saat meninjau lokasi pemangkasan. Pernyataannya menggarisbawahi skala tantangan yang dihadapi DLH dalam menjaga keseimbangan antara keindahan kota hijau dan keamanan publik.

Jumlah 12.000 pohon yang menjadi tanggung jawab DLH Kota Malang tersebar luas di seluruh penjuru kota, meliputi berbagai jenis spesies. Raymond merinci, jenis pohon yang paling mendominasi adalah mahoni, yang banyak ditanam di area permukiman dan pinggir jalan sekunder karena ketahanannya dan kemampuannya memberikan keteduhan. Namun, di jalan-jalan arteri utama seperti Jalan Panglima Sudirman, pohon kenari dan pohon asem lebih banyak ditemukan, memberikan karakteristik visual yang khas bagi lanskap kota. Selain itu, ada juga pohon trembesi yang, meskipun dikenal memiliki sistem perakaran yang kuat dan kokoh, tetap memerlukan perempesan rutin karena daunnya yang sangat lebat. Daun trembesi yang rimbun, meski indah dan efektif menyerap karbon dioksida, dapat menjadi beban berat saat diterpa angin kencang, meningkatkan risiko tumbang jika tidak dikelola dengan baik. Prioritas perempesan kini difokuskan pada pohon-pohon trembesi ini untuk mengurangi potensi bahaya.

Raymond menjelaskan lebih lanjut mengenai operasional tim DLH. Perempesan pohon dilakukan sepanjang hari, melibatkan tiga tim khusus yang dilengkapi dengan peralatan memadai. Setiap tim bergerak ke lokasi yang berbeda, memastikan cakupan area yang luas dapat ditangani secara simultan. Total ada tiga kendaraan pendukung yang dikerahkan, terdiri dari satu mobil tangga (skylift) yang krusial untuk menjangkau dahan-dahan tinggi, serta dua unit truk pengangkut untuk membersihkan sisa-sisa dahan dan ranting yang telah dipangkas. "Tiga tim itu menyebar dan bergerak ke lokasi berbeda. Satu tim bisa menangani perempesan tiga sampai empat pohon kecil hingga sedang dalam sehari. Namun, terkadang, satu pohon berukuran sangat besar bisa memakan waktu hingga tiga hari penuh untuk diselesaikan, mengingat kompleksitas dan standar keamanan yang harus dijaga," kata Raymond, menggambarkan dedikasi dan tantangan pekerjaan lapangan.

Fokus utama DLH dalam program perempesan ini adalah pohon-pohon yang menunjukkan tanda-tanda kerawanan. Ini termasuk pohon yang tampak miring akibat pergeseran tanah atau pertumbuhan yang tidak seimbang, pohon yang dahannya sudah kering dan rapuh, serta pohon-pohon yang berada di pinggir jalan raya atau dekat fasilitas umum yang padat aktivitas. Pemangkasan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi risiko tumbang, tetapi juga untuk menjaga kesehatan pohon secara keseluruhan, memastikan cahaya matahari dapat menembus kanopi, dan mencegah dahan-dahan mengganggu kabel listrik atau rambu lalu lintas.

Insiden tumbangnya belasan pohon pada Minggu 2 November 2025 lalu diyakini sebagai puncak dari akumulasi faktor-faktor yang ada. Cuaca ekstrem yang melanda Malang beberapa waktu terakhir memang jauh lebih intens dari biasanya. Para ahli meteorologi menyebutkan bahwa intensitas hujan dan kecepatan angin kencang yang terjadi merupakan bagian dari pola cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim global. Pohon-pohon, terutama yang sudah tua atau memiliki struktur akar yang terganggu oleh pembangunan kota, menjadi sangat rentan dalam kondisi seperti ini. Di beberapa titik, pohon yang tumbang bahkan sempat menghalangi akses jalan utama selama beberapa jam, menyebabkan kemacetan parah dan mengganggu mobilitas warga. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut, namun kerugian material berupa kerusakan kendaraan dan fasilitas umum tak terhindarkan.

Upaya mitigasi yang dilakukan DLH juga melibatkan edukasi kepada masyarakat. Raymond menekankan pentingnya peran aktif warga dalam melaporkan pohon-pohon yang terlihat rawan di lingkungan sekitar mereka. "Partisipasi masyarakat sangat kami harapkan. Jika ada warga yang melihat pohon dengan kondisi miring, dahan kering, atau tanda-tanda lain yang mencurigakan, jangan ragu untuk segera melaporkannya kepada kami," imba Raymond. DLH memiliki kanal pelaporan yang terbuka untuk publik, memungkinkan respons yang lebih cepat dan efektif. Selain itu, DLH juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga pohon kota dan bagaimana cara merawatnya agar tetap sehat dan aman.

Dalam jangka panjang, DLH Kota Malang juga tengah menyusun strategi pengelolaan hutan kota yang lebih komprehensif. Ini mencakup inventarisasi ulang seluruh pohon kota dengan memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS) untuk memetakan kondisi, jenis, usia, dan tingkat kerawanan setiap pohon. Data ini akan sangat membantu dalam merencanakan program perempesan dan penanaman ulang yang lebih terarah dan efisien. Selain itu, ada wacana untuk melakukan diversifikasi jenis pohon yang ditanam di area perkotaan, memilih spesies yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim, memiliki sistem perakaran yang tidak merusak infrastruktur, dan tetap mampu memberikan fungsi ekologis yang optimal.

Kerja sama antar instansi juga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. DLH berkoordinasi erat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang untuk respons cepat pasca-bencana, serta dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk memastikan jalur evakuasi dan akses jalan tetap lancar setelah insiden pohon tumbang. Sumber daya manusia dan anggaran juga menjadi perhatian utama. Raymond berharap ada peningkatan alokasi anggaran untuk pemeliharaan pohon kota, mengingat besarnya cakupan dan intensitas kerja yang dibutuhkan. "Kami terus berupaya mengoptimalkan sumber daya yang ada. Namun, untuk menjaga kota tetap hijau, indah, dan aman dari ancaman pohon tumbang, dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, sangat kami perlukan," pungkasnya.

Pohon-pohon di Kota Malang adalah paru-paru kota, penyedia keteduhan, dan elemen penting dalam kualitas hidup perkotaan. Namun, seperti halnya aset lainnya, mereka membutuhkan perawatan dan perhatian berkelanjutan. Insiden tumbangnya belasan pohon baru-baru ini menjadi pengingat pahit akan kekuatan alam dan urgensi pengelolaan lingkungan yang proaktif. Dengan respons cepat dari DLH, dukungan masyarakat, dan strategi jangka panjang yang matang, diharapkan Kota Malang dapat terus menjaga kehijauannya sambil menjamin keamanan dan kenyamanan bagi seluruh warganya di tengah tantangan cuaca ekstrem yang semakin sering melanda.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Exit mobile version